Selasa, 28 Mei 2013

Responding Paper 1


Responding Paper Agama Mesopotamia dan Babiloni
Elita Karlina
1110032100017
1.      Sejarah
Secara Etimologi Mesopotamia berasal dari Bahasa Yunani yang Artinya “Between the Rivers” yaitu Dua Sungai. Sungai yang dimaksud adalah Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Dilihat dari kondisi Geografi disebelah Utara Mesopotamia dibatasi oleh bukit-bukit, gunung-gunung batu, dan area pertanian. Sedangkan disebelah Selatan Mesopotamia dihiasi dengan rawa yang luas dan tanah tandus.[1]
Mesopotamia memiliki tiga Peradaban bangsa besar yaitu :
1.      Bangsa Sumeria
2.      Bangsa Akkadia
3.      Bangsa Amori (Babilonia)
4.      Bangsa Assyiria[2]
Perkembangan
Bangsa Sumeria
Bangsa Sumeria terkenal akan kemampuannya dalam bidang agraris dan ternak hewan, selain daripada itu mereka mampu menciptakan teknik penulisan “paku”[3] sekitar tahun 3000 SM.
Bangsa Akkadia
Bangsa Akkadia adalah bangsa semit yang berimigrasi dari Jazirah Arab ke wilayah Irak Tengah (Akkad) pada millennium ke-3 SM, masa keemasan Dinasti Sumeria berakhir dengan penyatuan wilayah kerajaan-kerajaan tersebut dalam satu kesatuan dibawah kekuasaan Raja Kish yang dikenal dengan masa Lugalzagezi.[4]
Bangsa Assyiria
Bangsa Assyira adalah bangsa semit yang hijrah dari semenanjung Arab pada millennium ke-3 SM dan menetap disebuah tempat yang dikenal dengan (benteng Sharqat atau Asyur) diwilayah timur Laut Mesopotamia. Pada Masa Akkadia, Assyiria merupakan sektor politik dan kebudayaan Akkadia, barulah pada millennium ke-2 SM bangsa Assyria tampil sebagai kekuatan politik terbukti ketika mereka barhasil menundukkan bangsa Mitanni, Hitties, Alcahien.
BABILONIA
Sejarah Babilonia
Term Babilon dalam bahasa Akkadia disebut “Babilani” artinya “the Gate of God” (Gerbang Tuhan/Dewa), namun pada kenyataannya Babilon berasal dari bahasa Yunani bentuk dari istilah yahudi yaitu “Babel”[5] yang sekaligus menjadi ibukota babilonia.
Ada tiga periode dalam masa perkembangan dan peradaban Babylon yaitu :[6]
1.      The Old Babylonian Periode (2000-1595 BC)
2.      Midle Babylonian Periode (1595-1000 BC)
3.      Neo Babylonian Periode (1000-539 BC)
Perkembangannya
Pada masa pemerintahan Hamurabi Babylon sangat dikenal oleh bangsa lain karena kekuatan ekspansi-militernya, Hamurabi berhasil menghalau orang-orang Elam (Iran) dan menguasai wilayah pegunungan diarah Utara dan Timur laut Mesopotamia. Tidak hanya itu Hamurabi terus berupaya memperkuat kekuasaannya dengan cara beraliansi dengan bangsa-bangsa kuat lainnya, dibidang pemerintahan ia pun membuat model Undang-undang yang mengatur tata kehidupan masyarakat dan kerajaan yang dikenal dengan istilah “Codex Hammurabi”. Disisi lain kuil-kuil tempat penyembahan pun dibangun oleh hamurabi, kesejahteraan para pendeta dan ahli agama juga turut menjadi perhatiannya.

2.      KEPERCAYAAN BANGSA MESOPOTAMIA/BABILONIA
Kerajaan Sumeria
Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa. Dewa-dewa tersebut, diantaranya, Uruk (Dewa Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan Eridu (Dewa Air).
Dewa-dewa yang disembah dalam tradisi bangsa Sumeria
Dewa Danau, yaitu: Enki (Dewa Air dan Bumi), Aisuhi (Dewa Mendung), Dehuzi Apsu (Dewa Air Dalam), Nanshe (Dewa Ikan), Ninmar (Dewa Burung).
Dewa Kebun, yaitu: Nenazo (Dewa Pohon), Nenaqshazeda (Dewa Pemangku Aras), Damo (Dewa Tanaman).
Dewa Ternak, terdiri dari (Dewa-dewa sapi selatan), yaitu: Nanna (Dewa Bulan), Nanhar (Dewa Petir dan Hujan), Utu (Dewa Matahari), Nanson (Dewa Sapi), Anu (Dewa Langit). Dan  (Dewa-dewa pemeliharaan keledai di utara), yaitu: (Dewa Bumi Bagian Atas), Shulabi (Dewa Bumi Bagian Bawah), Maloleil (Dewa Malam), Assharji, Agim.
Dewa Ladang, yaitu: Enlil dan Ninlil, Ninurta (Dewa Angin), Maslamatai (Dewa Dunia Bawah Tanah), Nashaba (Dewa Bibit dan Biji), Pao (Dewa Tanaman Ladang dan Obat).
Upacara/ ritual keagamaan Bangsa Sumeria (Mesopotamia):
Pertama, ritual yang dimaksudkan untuk memuliakan dan mengagungkan Dewa serta memohon belas kasih.
Kedua, ritual negatif yang dimaksudkan untuk menangkal bahaya dan untuk melawan musuh.
Ketiga, ritual yang bersifat penangkal yang bertujuan untuk mengetahui berbagai peristiwa penting seseorang dimasa depan sehingga dia dapat mempersiapkannya.
Kuil/ Tempat peribatan bangsa Sumeria
Bangsa Sumeria melakukan ritual penyembahan di Zagora/Ziggurat yaitu kuil yang dibangun diatas bukit buatan dipusat kota berbentuk menara megah yang terdiri dari beberapa tingkat yang bagian luarnya dikelilingi jalan setapak menanjak dan melingkar hingga sampai kealtar yang berada paling atas.
Kerajaan Akkad (2300 SM)
Bangsa Akkad memuja banyak dewa, dan juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang kepahlawanan, seperti cerita tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh. Bangsa akkad juga menganut kepercayaan yang sebelumnya dianut oleh bangsa Sumeria. Meski demikian terdapat pula nama-nama dewa baru yang masyhur dikalangan masyarakat Akkadia seperti Najrusu dan Ishtar (Dewi venus). Orang-orang Akkadia juga menyembah api. Mereka menganggapnya sebagai sumber utama kehidupan dan kebaikan, keadaan (penyembahan api) ini terus berlangsung, bahkan hingga masa peraadaban Amori.

Kerajaan Amori (1850 SM)
Bangsa Amori menjalankan kepercayaan mereka sebagaimana bangsa Sumeria. Mereka menyembah dewa-dewa Sumeria dan menjalankan ritual-ritual keagamaan Sumeria, masyarakat Amori juga membangun kuil-kuil menyerupai Ziggurat yang sebelumnya banyak didirikan dikota-kota Sumeria.
Kerajaan Assyria (Assur)
Rasa keagamaan bangsa Assyria tidak mengakar kuat dalam diri mereka. Karenanya bangsa Assyria mengadopsi ibadah, ritual dan dewa-dewa bangsa tetangga, seperti Sumeria, Akkadia, Babilonia dan Arami. Namun diantara semua bangsa tersebut, mereka unggul dibidang pembangunan dibidang kuil dan menara-menara menjulang tinggi. Selain itu mereka tetap menyembah dewa mereka yaitu Ashur yang dilambangkan dengan bulatan matahari bersayap.
Sistem kepercayaan/ ajaran yang diyakini bangsa Mesopotamia/Babilonia:
Kepercayan tentang dewa-dewa:
Secara umum dapat dikatakan bahwasannya Mesopotamia/ Babilonia adalah  penyembah dewa-dewa (politeisme). Selain itu masyarakat Babilonia mempercayai dewa-dewa dalam cerita peperangan. Peperangan yang diriwayatkan dari dewa-dewa yang terdahulu adalah pahalawan-pahlawan perang dari nenek moyang yang muncul dengan sifat-sifat dewa sesudah sifat-sifat kemanusiaan mereka hilang dari fikiran kemudian tingkah laku mereka dipengaruhi dengan gejala-gejala alam tertinggi dan oleh karena itu ia menghubungkannya dengan benda-benda angkasa dan benda-benda angkasa ini membawa nama-nama mereka yang sampai sekarang sebagian nama-nama itu masih dibawanya. Seperti “Marduk” yaitu dewa perang adalah planet “Mars” dimana ia telah mengalahkan “Tiamat” yaitu dewi gua-gua yang gelap.[7]


[1] www.mesopotamia.co.uk, The British Museum (Di unduh tanggal 10 Maret 2013)
[2] www.mesopotamia.co.uk, The British Museum (Di unduh tanggal 10 Maret 2013)
[3] Tulisan Paku merupakan model penulisan paling kuno didunia yang pernah dibuat oleh peradaban bangsa Iraq, para ahli sepakat menamakannya “tulisan bergamabar” (Piktografi) lihat Timeline Mesopotamia.
[4] Sami h. 384
[5] Lihat Kitab Bible, Kejadian 10:10
[6] www.bible-history.com/historyofbabylonia/, (di unduh tanggal 10 Maret 2013)
[7] Abbas Mahmoud Al-‘Akkad, Ketuhanan Sepandjang Adjaran Agama-Agama dan Pemikiran Manusia (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 91.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar