Agama
Romawi Kuno
Makalah ini
dibuat untuk Mata Kuliah Agama-agama Minor
Dosen Pembimbing
Hjh.
Siti Nadroh, M. Ag
Oleh
Elita Karlina
1110032100017
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULIDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
AGAMA
ROMAWI
Pendahulan
Pra-
Romawi
Klasifikasi sejarah Dunia
I.
Dunia
Purba (40000 SM-500 SM)
Eropa
: komunitas pertanian terbentuk di Eropa bagian tenggara sekitar tahun
600 SM. Komunitas seperti itu baru muncul di Eropa barat-laut pada tahun 4000
SM. Dikawasan pantai Atlantik, sebuah kebudayaan maju mulai membangun berbagai
gundukan tanah, henge, dan lingkaran
batu sekitar tahun 4000 SM. Penemuan tertua berasal dari Irlandia, dan terdapat
sejumlah contoh serupa yang menarik di Inggris, Skotlandia, dan Bittany
(Prancis). Kemudian, pada priode hingga tahun 500 SM, bangsa Celtik mendominasi
Eropa walaupun peradaban termaju pembangunan kota adalah bangsa Mycenae di
Yunani dan Etruscan di Italia.[1]
II.
Dunia
Klasik (499 SM-500 M)
Eropa : di Eropa muncul dua kebudayaan besar,
pertama di Yunani, kemudian di Roma. Kebudayaan lainnya, seperti Celtik,
ditaklukkan dan diserap. Antara tahun 400-300 SM, bangsa yunani klasik
menguasai kawasan Laut Mediterania. Namun, negara-negara kotanya yang merdeka
saling berperang, dan akhirnya meruntuhkan mereka sendiri. Sementara itu di
Italia, kota Romamenyerap cara Hidup bangsa Yunani, dan terus mengembangkan
kekuasaanya. Pada tahun 100 M, Roma membentuk sebuah kerajaan raksasa yang
membentang dari Arabia sampai ke Skotlandia. Melalui penaklukan, Roma
menyebarkan agama baru, Kristen, diseluruh wilayahnya. Namun pada tahun 400 M,
peradaban besar ini mulai runtuh.[2]
Kiranya dengan kita mengetahui sejarah Dunia
Eropa, kita dapat memahami situasi bangsa Romawi dan kita dapat mengklasifikasi
sejarah-sejarah terbentuknya bangsa Romawi dan Runtuhnya bangsa Romawi, selain
itu perlu halnya kita sebagai anak perbandingan agama mengetahui agam yang
dianut oleh bangsa romawi dari terbentuknya bangsa itu sampai runtuhnya dan
sampai saat ini.
1. Sejarah
Kerajaan
(753-509 SM)
-Terbentuknya Romawi
Kota Roma didirikan oleh suku bangsa local
yang telah membangun perkemahan di tujuh bukit di sekeliling Roma pada 753 SM.
Menurut legenda, Roma didirikan oleh dua
orang kakak beradik, Romulus dan Remus, cucu raja Numitor. Sodara raja yang jahat, Amulius, memasukan
kedua bersaudara yang masih bayi itu kesebuah keranjang lalu dibuang ke sungai
Tiber. Tetapi mereka diselamatkan dan disusui oleh serigala betina. Mereka
mendirikan Roma. Namun keduanya bertikai dan Remus terbunuh. Romulus kemudian
menjadi raja yang pertama.
Dikisahkan pula dalam buku “Ensiklopedia
Atlas Agama-Agama”. Bahwasanya, Amelius mencuri tahta kerajaan sodaranya yaitu
Numitor dan membuang kedua cucunya (Romulus dan Remus) ke sungai Tiber. Namun
keduanya disusui oleh serigala betina
dan dirawat oleh penggembala hingga besar. Hingga keduanya mampu membunuh Amelius dan
mengembalikan tahta kakeknya. Selain itu konon bahwa Romulus dan Remus
keturunan Dewa Venus. Namun bukti ilmiah mengatakan bangsa Etruscan-lah yang
pertama kali membangun Roma ketika mengekspansi Italia Tengah dan Selatan.[3]
Dikisahkan pula bahwa Roma awal diperintah
oleh raja local dengan Romulus sebagai penguasa pertama. Warga Roam tediri atas
orang Sabin dan Latin, yang bersatu untuk membangun sebuah kota. Dan menganggap
bangsa Romawi. Bangsa ini mendapat pengaruh dari daerah-daerah utara tetangga
seperti: Etruscan, Para Pedagang Yunai dan Katago yang membawa berbagai
pemikiran baru mengenai kebudayaan dan masyarakat.
-Bangsa Etruska
Bangsa ini kerajaannya disebut Etruria,
terbentuk sekitar (800 SM). Terdiri atas: petani, pengrajin logam, pelaut, dan
pedagang. Bangsa ini menyukai music, permainan dan perjudian. Selain itu di
pengaruhi bangsa Yunani, mengadopsi abjad Yunani, mengenakan Himaton (Jubah),
dan menyembah para dewa Yunani. Banyak cara hidup mereka diambil oleh bangsa
Romawi. Akirnya orang Romawi juga mengambil alih kebudayaan gaya Yunani sebagai
kebudayaan utama mereka.[4]
-7 Raja Romawi
Romulus
Romulus adalah raja pertama sekaligus pendiri
Roma. Romulus mendirikan Roma di atas bukit Palatine. Romulus mengizinkan semua
laki-laki, baik manusia bebas ataupun budak, untuk datang dan menjadi
warga Roma.[5]
Untuk menyediakan istri bagi
warganya, Romulus menculik wanita-wanita kaum Sabin sehingga kerajaan Sabin
memerangi Roma.[6]
Setelah berperang dengan kaun Sabin, Romulus berbagi gelar dengan raja Sabin, Titus Tatius.[7],[8]
Pada masa pemerintahannya, Roma juga berperang dengan kerajaan Fidenate dan
Veii.[9]
Romulus memilih 100 orang bangsawan untuk
membentuk senat
sebagai dewan penasihat bagi raja.[10]
Setelah penggabungan dengan Sabin, Romulus menambah lagi 100 sebagai senat.
Romulus membagi rakyatnya menjadi tiga puluh curiae (golongan), dinamai
berdasarkan tiga puluh wanita Sabin yang berperan dalam menghentikan perang
antara Romulus dan Titus Tatius. Pewakilan tiap Curiae berkumpul
membentuk Dewan Curiata. Setelah kematiannya pada usia 54 tahun, Romulus dipuja
sebagai Quirinus, dewa perang.
Numa
Pompilius
Setelah kematian Romulus, terjapada masa interregnum selama satu tahun dimana
10 orang anggota senat terpilih memerintah sebagai interrex. Senat kemudian memilih
Numa Pompilius, seorang Sabin, untuk menjadi raja berikutnya. Dia dipilih
karena reputasinya sebagai orang yang adil dan beriman. Meskipun awalnya Numa
tidak mau menerima jabatan kerajaan, ayahnya meyakinkannya untuk menerima
posisi itu sebagai cara untuk melayani para dewa.
Masa pemerintahan Numa ditandai dengan
perdamaian dan reformasi keagamaan. Numa membangun kuil Janus dan melakukan kesepakatan
damai dengan kerajaan tetangga Roma. Numa kemudian menutup pintu kuil tersebut
untuk menunjukkan keadaan damai. Numa juga banyak menetapkan dan mendirikan
jabatan keagamaan di Roma, contohnya perawan vesta, Pontifex Maximus,
Salii, flamine. Numa mereformasi kalender Romawi dengan menambahkan
bulan Januari dan Februari sehingga totalnya menjadi
12 bulan. Numa mengatur wilayah Roma menjadi distrik-distrik untuk menciptakan
aministrasi yang lebih baik, membagi-bagi tanah kepada para penduduk, dan
membentuk serikat dagang. Tradisi mengatakan bahwa pada masa pemerintahan Numa perisai Jupiter jatuh dari langit, dengan masa depan Roma
tertulis di atasnya. Numa memerintah selama 43 tahun dan meninggal secara alami.
Tullus
Hostilius
Tullus Hostilius adalah raja yang lebih suka
berperang dibanding mengurusi masalah keagamaan. Pada masa pemerintahannya,
Roma memusnahkan kerajaan Alba Longa dan mengambil seluruh penduduknya.
Dia juga berperang dengan kerajaan
Fidenae, Veii, dan Sabin. Dia membangun tempat baru untuk senat, Curia
Hostilia, yang bertahan sampai 500 tahun setelah kematiannya.
Dalam suatu cerita, Tullus mengabaikan para dewa hingga akhirnya ia jatuh
sakit. Tullus kemudian memanggil Jupiter
dan memohon pertolongannya namun Jupiter membakar sang raja dengan petirnya.
Tullus memerintah Roma selama 31 tahun.
Setelah kematian Tullus Hostilius yang
misterius, senat Romawi memilih cucu Numa Pompilius, Ancus Marcius, sebagai
raja. Seperti kakeknya, Ancus Marcius lebih suka perdamaian dan hanya berperang
jika dia diserang. Dia melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga
Roma dan membuat mereka bersekutu dengan Roma. Dia banyak membangun infrastruktur,
seperti penjara pertama Roma, pelabuhan, dan pabrik garam. Dia
juga membangun jembatan pertama yang melalui sungai Tiber. Setelah memimpin selama
25 tahun, Dia meninggal secara alami seperti kakeknya, menandai berakhirnya
pemerintahan raja Latin-Sabin di Roma.
Tarquinius
Priscus
Tarquinius Priscus merupakan keturunan
Etruska. Setelah pindah ke Roma, dia diadopsi oleh Ancus Marcius. Dalam masa
pemerintahannya, dia memenangkan banyak peperangan melawan kerajaan lain dan
membuat Roma memperoleh banyak harta rampasan perang.
Dia menambahkan 100 anggota dari suku Etruska
ke dalam senat. Dia juga menambah jumlah tentara menjadi 6.000 infantri dan 600 kavaleri. Dia membangun kuil
Jupiter, Circus Maximus (arena balap kereta kuda), mendirikan Forum
Romawi, mengadakan kompetisi olahraga Romawi, dan memperkenalkan lambang
militer Romawi.
Setelah menjadi raja selama 25 tahun, dia
dibunuh oleh anak kandung Ancus Marcius.
Servius
Tullius
Tarquinius
Priscus digantikan oleh menantunya, Servius Tullius. Servius adalah raja Roma
kedua yang merupakan keturunan Etruska. Servius mengadakan sensus penduduk pertama dan
membagi-bagi penduduk Roma berdasarkan tingkat ekonominya dan wilayah geografisnya.
Dia mendirikan Dewan Centuria dan dewan Suku. Dia membangun kuil Diana dan tembok yang
mengelilingi tujuh bukit di Roma. Dia memerintah selama 44 tahun kemudian
dibunuh oleh putrinya (Tullia) dan menantunya (Tarquinius Superbus).
Tarquinius
Superbus
Tarquinius Superbus anak dari Tarquinius
Priscus dan menantu Servius Tullius. Tarquinius Superbus juga adalah orang
Etruska. Tidak seperti raja-raja sebelumnya, masa pemerintahan Tarquinius
Superbus diisi dengan kekejaman dan teror sehingga rakyat memberontak padanya.
Kekuasaan Tarquinius Superbus berakhir pada 509 SM, sekaligus menandai
berakhirnya pengaruh Etruska di Romawi dan pembentukan Republik.
Sementara Tarquinius Superbus melarikan diri ke kota Tusculum dan kemudian ke Cumae, di mana ia meninggal
dunia pada 496 SM.[11]
Republic
(509-27 SM)
-Awal Republic
Sekitar tahun 500-an SM, ketika demokrasi
sudah dimulai di Athena, para aristokrat Romawi memutuskan bahwa mereka tak mau
lagi dipimpin oleh raja-raja Etruska. Para raja memang bertugas secara baik
untuk rakyat miskin, namun golongan orang kaya menginginkan lebih banyak
kekuasaan. Akan tetapi kelompok kaya tidak bisa begitu saja menyingkirkan raja.
Mereka memerlukan bantuan dari orang miskin. Jadi mereka berjanji kepada kaum
miskin bahwa orang miskin akan memperoleh lebih banyak kekuasaan dalam
pemerintahan yang baru, jika mereka bersedia membantu menyingkirkan raja. Kaum
miskin bersedia membantu, dan bersama-sama mereka menggulingkan kekuasaan raja.
Akan tetapi, kaum miskin tetap saja tidak
memperoleh kekuasaan seperti halnya kaum miskin di Athena.
Setelah beberapa tahun, kaum miskin Romawi
tetap merasa bahwa mereka kurang diperhatikan. Mereka memaksa para aristokrat
setuju bahwa kaum miskin dapat ikut memilih Tribunus. Tribunus sendiri harus
dipilih dari golongan miskin, dan mereka mengikuti rapat Senat. Mereka berhasil
memveto keputusan Senat yang sekiranya dapat berakibat buruk bagi kaum miskin.
Veto artinya "Aku melarangnya" dalam bahasa Latin, dan itu bermakna
bahwa Tribunus dapat mencegah diberlakukannya hukum apapun yang sekiranya buruk
bagi orang miskin.[12]
-Republik Romawi
Kini Romawi mulai menaklukan Italia selatan.
Mereka menggunakan gagasan-gagasan bagus untuk membantu penaklukan mereka.
Seperti halnya Aleksander Agung, Romawi mengumumkan kepada semua orang bahwa
jika ada kota yang membutuhkan bantuan dalam peperangan, maka Romawi akan
dengan senang hati membantu. Dengan segera, sebuah kota meminta pertolongan
karena diserang oleh tetangganya. Romawi mengirimkan pasukan dan mengusir si
penyerang. Akan tetapi, setelah perang selesai, Romawi menyatakan bahwa akan
menempatkan sejumlah tentara Romawi di kota tersebut, untuk menjaga keamanan di
sana. Namun jika ada tentara Romawi yang tinggal di suatu kota, maka kota
tersebut secara tidak langsung harus mematuhi segala perintah Romawi.
Selain iu Romawi juga meniru Persia dan
Aleksander dengan menjadikan rakyat kota-kota taklukan sebagai kota Romawi,
dengan demikian rakyat kota yang bersangkutan juga kan merasa sebagai warga
Romawi. Dengan cara inilah Romawi menguasai seluruh Italia selatan.[13]
-Perang Punisa (pertama, kedua, ketiga)
Pertama :
Pada tahun 274 SM, Romawi telah mengusai seluruh Italia.
Dengan usaha keras Romawi pada akhirnya
berhasil mengalahkan Kartago dan memenangkan Perang Punisia Pertama. Kini
Romawi menguasai seluruh pulau Sisilia, dan memaksa semua kota di pulau itu
membayar pajak kepada Romawi. Romawi juga menempatkan gubernur Romawi di pulau
itu. Romawi belum berhasil menaklukan kota Kartago, yang terletak di Afrika
utara.[14]
Perang ini berlangsung lama. Bangsa Kartago,
di bawa jenderal mereka Hannibal tidak berhasil menaklukan Romawi, dan Romawi
juga tidak mampu mengusir Hannibal keluar dari Italia. Ribuan orang terbunuh di
kedua pihak. Semua gajah perang Hannibal mati. Bangsa Yunani mengirim beberapa
kapal untuk membantu Kartago.
Akan tetapi pada akhirnya Scipio berhasil
mengambil alih Spanyol. Kemudian Scipuo membawa pasukannya ke Afrika dan
menyerang langsung ke ibukota Kartago. Senat Kartago ketakutan dan meminta
Hannibal untuk pulang dan membantu mereka. Terjadi pertempuran besar di Zama,
dekat kota Kartago, pada tahun 202 SM, dan pasukan Hannibal dikalahkan.[15]
ketiga : Reruntuhan Kartago.
Dengan demikian Romawi pun mulai bertempur di
Yunani, dan dengan cepat mereka bergerak ke Asia Barat. Mereka memperoleh
kemenangan di semua tempat yang mereka datangi.
Pada tahun yang sama, Romawi juga berhasil
menguasai seluruh Yunani dan menghancurkan kota Korinthos, tentunya mereka
tidak lupa merampas semua harta berharga dari kota tersebut dan memperbudak
semua penduduknya.[16]
-Akhir Republik
Pada tahun 146 SM Romawi merupakan
satu-satunya kekuatan penting yang tersisa di Laut Tengah, dan mereka menguasai
hampir seluruh daerah pesisirnya.
Namun muncul masalah di Romawi. Yang pertama,
dua bersaudara yang bernama Tiberius Gracchus dan Gaius Gracchus berusaha
mengembalikan sejumlah lahan di Italia kepada rakyat miskin. Namun para
aristokrat di Senat yang kaya tidak mau menyerahkan lahan kepada kaum miskin.
Pada tahun 133 dan 123 SM para senator dengan banyak pengikut mereka membunuh
kedua bersaudara itu dalam dua kesempatan berbeda. Para Senator tidak dihukum
atas kejahatan mereka.
Yang kedua, orang-orang Afrika yang dulu
menyerang Kartago masih membuat masalah. Banyak pedagang Romawi yang tinggal di
Afrika dibunuh oleh mereka. Jadi sekitar tahun 100 SM Romawi kembali menyerang
Afrika. Namun Romawi tidak memiliki cukup tentara, dan jenderalnya, Marius,
memutuskan untuk memasukkan para pria pengangguran dari kota Roma. Dia berjanji
akan memberi mereka hadiah jika menang.
Yang ketiga, kota-kota Italia merasa bahwa
Romawi tidak memperlakukan mereka dengan layak Mereka ingin memperoleh hak
suara lebih banyal. Jadi pada tahun 80-an SM terjadi perang melawan kota-kota
Italia, di bawah jenderal bernama Sulla. Perang in disebut Perang Sosial, dari
bahasa latin "socii" yang bermakna "sekutu". Perang ini
berlangsung lama dan Romawi menjadi pemenangnya. Akan tetapi, Marius dan Sulla
berebut untuk menjadi jenderal yang akan bertempur di Asia Barat. Marius
menang, namun Sulla membawa pasukannya dan berarak ke kota Rom. Dia mengancam
akan menyuruh pasukannya menyerang Roma jika Senat tidak memberinya tugas yang
diinginkannya. Cara ini berhasil; Sulla pergi ke Asia barat, dan ketika dia
kembali dia mengangkat dirinya sendiri sebagai diktator, yang berarti dia dapat
menyuruh siapapun untuk melakukan apapun tanpa perlu izin Senat.
Setelah Marius dan Sulla meninggal, sudah
jelas bahwa Senat Romawi tidak cukup kuat untuk memimpin Romawi. Untuk
mengendalikan keadaan, tiga orang bersekutu, mereka adalah Pompeius (sahabat
Sulla), Crassus (seorang kaya), dan Julius Caesar (sahabat Marius). Mereka
menjalankan roda pemerintahan selama kira-kira sepuluh tahun, sementara Julius
Caesar menaklukan Galia (Prancis modern). Namun Crassus kemudian terbunuh
ketika berperang melawan Parthia di Asia Barat, lalu Pompeius dan Julius Caesar
terlibat dalam perang saudara. Lagi-lagi banyak orang yang terbunuh di kedua
pihak. Pada akhirnya Caesar menang dalam Pertempuran Pharsalus. Pompeius kabur
ke Mesir, namun di saan orang-orang Mesir malah membunuhnya supaya Caesar tidak
marah kepada mereka.
Julius
Caesar dan Kleopatra
Ketika Caesar pergi ke Mesir, dia senang
ketika tahu bahwa Pompeius sudah mati. Di sana dia juga bertemu Kleopatra dan
membawanya ke Roma. Mereka menjalin hubungan cinta hingga memiliki seorang
anak.
Suatu hari, Caesar menyatakan diri sebagai
diktator. Para Senator merasa bahwa ini sudah keterlaluan, akibatnya mereka
membunuh Caesar pada tahun 44 SM.
Tiga orang pemuda lalu membentuk kelompok
penguasa lainnya, kali ini anggotanya adalah Marcus Anthonius (sahabat Caesar),
Lepidus (seorang kaya), dan Octavianus (keponakan Caesar). Kelompok ini
berakhir seperti halnya kelompok yang pertama.
Kleopatra dengan cepat menjadi kekasih Marcus
Anthonius. Mereka memiliki tiga orang anak. Pada akhirnya mereka mencopot
Lepidus dari kekuasaannya. Kemudian Anthonius dan Kleopatra terlibat dalam
perang saudara melawan Octavianus. Pada tahun 131 SM Octavianus mengalahkan
Anthonius dan Kleopatra dalam sebuah pertempuran laut di Actium. Ketika
menyadari bahwa mereka sudah kalah, Anthonius dan Kleopatra lalu bunuh diri
sehingga hanya tinggal Octavianus yang tersisa sebagai pemimpin tunggal Romawi.[17]
Kekisaran
(27 SM-475 M)
Setelah kematian Julius Caesar pada tahun 44
SM, bangsa Romawi memilih kediktatoran daripada menghadapi kekacauan.
Oktavianus, penggantinya, perlahan meraihkekuasaan, dan menjadi kaisar pertama.
Dinasti Julius-Claudius (14 M-69 M)[18]
1.Octavianus (Agustus)
Semua orang lelah dengan pertempuran dan
pertikaian. Dan orang-orang takut terhadap Octavianus. Jadi ketika Octavianus
terus berkuasa seolah-olah dia adalah raja, tidak ada yang berani melakukan
protes. Dia menyuruh rakyat memanggilnya dengan sebutan Augustus ("Yang
Baik") dan bukan Octavianus. Augustus sama seperti pamannya, Julius
Caesar, yang juga ingin menguasai Romawi, tapi Augustus lebih pintar dalam
meraih keinginannya.
2.Tiberius, Tiberius adalah putra tiri
Augustus - dia adalah putra dari istri Augustus, Livia, dari pernikahan pertama
Livia. Dia lahir pada tahun 42 SM. Ayah Tiberius juga dipanggil Tiberius -
namanya adalah Tiberius Nero, dan dia berasal dari keluarga Claudius - sebuah
keluarga yang sangat kaya dan berpengaruh. Ketika Tiberius berusia tiga tahun,
ibunya, Livia, bercerai dengan Tiberius Nero dan menikahi Octavianus, yang
kemudian menjadi kaisar Augustus.
Tiberius bukanlah penguasa yang baik, dia
menghabiskan banyak waktunya untuk berenang dan berpesta. Dia menyuruh para
asistennya untuk melakukan tugasnya. Dan pada masa inilah Yesus disalib di
Yerusalem, tapi kemungkinan Tiberius juga tidak terlalu peduli. Tiberius
meninggal pada tahun 37 M dalam usia 78 tahun. Dia meninggalkan Romawi kepada
Caligula, putra dari keponakannya, dan Tiberius Gemellus, cucunya.[19]
3.Caligula (Gaius putra dari keponakan
Tiberius)/ Ayah Caligula,
Germanicus, adalah cucu angkat Augustus, sedangkan ibu Caligula, Agrippina Tua,
adalah cucu perempuan Augustus. Caligula lahir pada tanggal 31 Agustus 12 M. memerintah
dengan tidak terlalu buruk, tapi nampaknya dia menderita penyakit mental.
Setelah beberapa waktu dia mulai melakukan hal-hal tak wajar seperti berusaha
menjadikan kudanya Senator, dan berusaha menikahi saudarinya sendiri. Pada
tahun 41 M rakyat merasa bahwa dia sudah sangat keterlaluan sehingga akhirnya
para pengawalnya membunuhnya.[20]
4.Claudius (paman Caligula)/ udius dilahirkan
pada tahun 10 SM di kota Lugdunum di Galia (Lyons, Prancis modern). Ibunya
adalah Antonia Minor, putri bungsu Marcus Anthonius dengan Octavia, dan ayahnya
adalah Drusus, adik lelaki Tiberius. Dia memerintah dengan baik. Pada masa
kekuasaannya, Romawi berhasil menaklukan Britania dan menjadikannya provinsi
Romawi. Namun istrinya, Agripinnya, meracuninya dengan jamur beracun hingga
Cladius meninggal.. Claudius meninggal pada tahun 54 M pada usia 64 tahun.[21]
5. Agrippina Muda adalah kakak perempuan
Caligula. Dia adalah putri Germanicus dan Agrippina Tua, dan merupakan cicit
Augustus. Agrippina lahir di Colonia Agrippinae (Cologne modern) pada tahun 15
M, jadi dia lebih muda tiga tahun daripada Caligula. Agrippina disebutkan
meracuni Claudius. Setelah itu Agrippina menguasai Kekaisaran Romawi sebagai
wali bagi putranya, Nero.
Agrippina berusia 39 tahun ketika membunuh
Claudius. Selama berkuasa, Agrippina menghadiri rapat Senat, meskipun dia harus
duduk di balik tirai. Pada akhirnya anak buah Nero menemukan Agrippina dan
menusuknya sampai mati. Agrippina meninggal pada tahun 59 M dalam usia 44
tahun.[22]
6. Pada tahun 54 M, putra tiri Cladius, Nero,
naik tahta Nero baru berusia 16 tahun, dan ibunya Agrippina benar-benar
memanfaatkan dirinya untuk mengendalikan Romawi, karena perempuan tidak berhak
menjadi Tribunus atau Senator. Nero dikendalikan hingga pertengahan usia 20
tahun. Ketika itu dia merasa bahwa dia lebih baik berkuasa sendiri. Dia pun membunuh
ibunya.
Nero terkenal karena pada masa
pemerintahannya terjadi Kebakaran Besar di Roma pada tahun 64 M. Rakyat
menyalahkannya atas peristiwa itu sehingga dia butuh kambing hitam. Dia
kemudian menuduh kaum Kristen sebagai pelaku pembakaran dan menghukum mati
mereka. Santo Petrus dan Santo Paulus adalah sebagian korbannya.
Setelah membunuh Agrippina, Nero menjadi
tidak disukai oleh Senat, dan pada tahun 68 M gubernur Suriah, Galba,
memberontak melawannya dan membawa pasukan ke Roma. Ketika sadar bahwa dia
sudah kalah, Nero pun bunuh diri. Dia adalah penguasa terakhir dari keluarga
Julius Caesar dan Augustus.
Pasukan Romawi menghancurkan dan menjarah
Kuil Kedua Yahudi.
Penaklukan Romawi atas Israel dan Mesir pada
akhir abad pertama SM membuat banyak orang Yahudi tinggal di bawah kekuasaan
Kekaisaran Romawi (meskipun banyak juga Yahudi yang tinggal di Babilon atau di
tempat lainnya di Kekaisaran Parthia). Banyak yang tetap tinggal di Israel,
namun yang lainnya pindah ke Roma atau ke berbagai tempat di Romawi. Karena
mereka menganut agama yang berbeda dan menjalankan cara hidup yang berbeda, dan
karena mereka tak mau menyembah kaisar Romawi sebagai dewa, orang Romawi selalu
mencurigai orang Yahudi.
Namun orang Romawi, seperti halnya orang
Persia, mengizinkan orang Yahudi melaksanakan agama mereka. Kaisar Romawi,
Caligula, memiliki kebijakan anti-Yahudi, dan pada tahun 40 M berusaha untuk
menaruh patungnya sendiri di Kuil Besar Yahudi di Yerusalem, namun ketika ada
kericuhan terkait hal ini oleh orang Yahudi di Iskandariyah, di Mesir, penerus
Caligula, Claudius, memperbolehkan orang Yahudi melaksanakan agama mereka.
Akan tetapi, pada tahun 66 M, pada masa
pemerintahan kaisar Nero, orang Yahudi memutuskan untuk memberontak melawan
Romawi seperti yang mereka lakukan di bawah pimpinan Makabe dan berusaha
memperoleh kemerdekaan mereka kembali. Nero mengirim salah satu jenderal
minornya, yakni Vespasianus, yang kelak menjadi kaisar, untuk menghentikan
pemberontakan. Ketika Vespasianus menjadi kaisar pada tahun 69 M, putranya,
Titus, meneruskan tugas untuk menghentikan pemberontakan Yahudi.[23]
Tahun Empat Kaisar (68
– 69 M)[24]
Nero.
Dengan berakhirnya kekuasaan keluarga
Augustus, beberapa orang menganggap bahwa Romawi mungkin akan menjadi Republik
lagi. Namun tidak ada lagi yang benar-benar ingat bagaimana melakukannya, dan
lagipula mereka terlalu takut akan perang saudara. Walau bagaimanapun perang
saudara tetap terjadi setahun kemudian. Nero bunuh diri pada tahun 68 M dan
gubernur Spanyol, Galba, bergerak menuju Roma.
Galba.
Setelah Nero meninggal, Galba mengangkat
dirinya sendiri menjadi kaisar. Tidak lama kemudian, yakni pada Januari 69 M,
gubernur Jerman Atas (Jerman Utara) juga memberontak, dan bergerak menuju Roma.
Namanya adalah Vitellius. Pada saat yang sama, salah satu pendukung Galba,
yaitu Otho, berbalik melawannya dan membunuhnya.
Otho.
Otho menjadi kaisar dalam waktu yang singkat.
Dia bertempur melawan Vitellius namun kemudian kalah dan terbunuh. Maka
Vitellius pun menjadi kaisar. Vitellius terkenal Karen enang mengonsumsi
makanan dalam jumlah besar.
Vitellius.
Ketiga kaisar ini berasal dari barat, dan
pada saat itu pasukan yang berada di Timur, tepatnya di Asia Barat, mulai
merasa bahwa mereka seharusnya memiliki kaisar yang dapat memberikan perhatian
lebih kepada mereka.
Akhirnya mereka memilih jenderal mereka,
yakni Vespasianus, untuk menjadi kaisar. Pada musim gugur tahun 69 M, salah
satu kawan Vespasianus memerangi Vitellius dan berhasil membunuhnya.
Vespasianus kemudian menjadi kaisar.
Adanya empat kaisar berbeda dalam satu tahun
membuat rakyat Romawi takut akan terjadi masa-masa perang saudara seperti dulu
akan terjadi lagi. Jadi mereka dengan senang hati menerima Vespasianus sebagai
kaisar.
1.Vespasianus akhirnya meninggalkan Asia
Barat dan berlayar menuju Roma pada musm semi tahun 70 M, ketika saat itu aman
bepergian melalui Laut Tengah, seusai badai musim dingin reda. Dia memerintah
dengan baik, meskipun dia selalu lebih tertarik mengurusi pasukan tempur
daripada hal lainnya, dan dia menganakemaskan pasukan di Asia Barat yang dia
pimpin. Dia terkenal karena hidup sederhana, dan tidak menggelar pesta mewah
atau menghabiskan banyak uang seperti halnya kaisar-kaisar dinasti
Julius-Claudius. Dengan demikian kekaisaran memiliki banyak uang di baitulmal.
Vespasianus memerintah selama sepuluh tahun hingga dia meninggal pada tahun 79
M. Ketika sekarat, dia dipercaya berkata, "Oh Tuhanku, kupikir aku sedang
menjadi Tuhan!"
2.Titus
( Putra sulung Vespasianus). Rakyat senang karena tidak
terjadi lagi perang saudara. Tidak lama menjabat sebagai kaisar, Titus harus
berurusan dengan letusan gunung berapi yag mengubur kota Pompeii. Dengan cepat,
Titus bermasalah dengan Senat karena dia jatuh cinta dengan perempuan Yahudi
bernama Berenike, yang merupakan putri di Asia Barat, tapi bukan orang Romawi.
Titus juga menekan pemberontakan Yahudi di Israel dan menghancurkan kuil besar
Yahudi di Yerusalem. Peristiwa itu dia peringati dengan membangun pelengkung
kejayaan batu besar. Namun secara umum dia memerintah dengan baik. Dia mati
muda, yakni pada tahun 81 M setelah memerintah tdaik sampai tiga tahun.
3.Domitianus
(adik lelaki Titus), diangkat menjadi kaisar. Domitianus adalah jenis orang
yang berbeda. Dia selalu merasa bahwa ayahnya, Vespasianus lebih menyukai
Titus, dan perasaan ini membuatnya menjadi orang yang pemarah dan kejam. Dia
bahkan smepat berusaha merancang pemberontakan melawan Titus ketika Titus
menjadi kaisar. Sebagai kasiar, Domitianus yakin bahwa setiap orang
bersekongkol untuk membunuhnya. Akibatnya dia memerintahkan pembunuhan banyak
senator dan orang lainnya karena rasa curiga. Dia juga kemungkinan menyiksa
beberapa orang Kristen awal. Dia menyuruh rakyat menyebutnya "Penguasa dan
Tuhan" (Dominus et Deus). Pada akhirnya rakyat muak dengan kelakuannya,
dan diapun dibunuh pada tahun 96 M.
Ketika Domitianus dibunuh pada tahun 96 M,
rakyat sangat takut itu akan seperti setelah pembunuhan Julius Caesar, atau
setelah bunuh diri Nero, dan akan terjadi perang saudara lagi. Untuk menghadiri
hal ini, Senat dengan cepat melakukan rapat dan memilih salah seorang senator
menjadi kaisar.
1. Nerva, seorang pria tua tanpa putra
sehingga mengurangi kemungkinan adanya orang yang akan bernafsu terhadap
tahtanya. Nerva tidak punya banyak waktu sebagai kaisar, karena dia meninggal
pada tahun 98 M, setelah hanya menjabat selama dua tahun, namun dia memulai
sistem baru untuk pemilihan kaisar berikutnya yang terbukti berjalan lebih
baik; dia memilih seseorang yang menurutnya akan memerintah dengan baik, dan
dia mengangkatnya sebagai putranya.
2.Trajanus (Trajanus menjadi kaisar Setelah
Nerva meninggal). Trajan memerintah dengan baik. Dia memimpin pasukan Romawi
menaklukan Dakia (Romania modern). Dakia memiliki banyak tambang emas, sehingga
Romawi menjadi sangat kaya dengan banyaknya emas yang ditemukan di sana.
Trajanus juga melarang agama Kristen. Kemudian Trajanus memimpin pasukan Romawi
menuju Asia Barat, dan dia berhasil merebut banyak wilayah dari Parthia -
hingga sejauh Babilon, tempat Aleksander Agung meninggal. Trajanus tidak
memiliki putra dan dia nampaknya mengadopsi keponakannya sebagai putranya. Nama
sang keponakan adalah Hadrianus.
3.Hadrianus diangkat menajdi kaisar.
Hadrianus tidak seterkenal Trajanus, karena tidak lama setelah Trajanus wafat,
Hadrianus memutuskan bahwa Kekaisaran Romawi tidak mampu lagi menjaga semua
wilayah di Asia Barat yang telah direbut oleh Trajanus. Akhirnya Hadrianus mengembalikan
banyak wilayah tersebut kepada Parthia. Dia merasa bahwa biaya untuk mengurus
wilayah-wilayah tersebut sangat mahal karena jaraknya yang jauh dari Roma.
Tentu saja pasukan Romawi tidak senang dengan pengembalian wilayah yang telah
mereka perjuangkan. Ditambah lagi Hadrianus tidak berusaha menaklukan tempat
baru. Akibatnya pasukan menjadi bosan. Akan tetapi, Hadrian mampu menjaag
kedamaian di Kekaisaran Romawi. Seperti halnya Nerva dan Trajanus, Hadrian
tidak memiliki putra, dan dia pun mengangkat anak. Setelah Hadrianus meninggal
pada tahun 134 M, putra angkatnya, yaitu Antoninus, menjadi kaisar.
4.Antoninus sering dipanggil Antoninus Pius
(Antoninus Yang Saleh) karena dia amat tertarik pada masalah keagamaan dan suka
melakukan hal yang dianggap benar oleh agama. Seperti Hadrianus, dia tidak
terlibat dalam perang apapun. Dia lebih berfokus menjaga kedamaian di
Kekaisaran Romawi. Seperti para pendahulunya, Antoninus mengadopsi seorang
lelaki bernama Marcus Aurelius.
5.Marcus Aurelius adalah yang terakhir dari
lima kaisar baik. Dia naik tahta setelah Antoninus Pius meninggal pada tahun
161 M. Seperti halnya Seneca dan banyak orang Romawi lainnya, Marcus Aurelius
mempercayai filsafat Stoik. Salah satu hal pertama yang dia lakukan setelah
menjadi kaisar adalah berusaha untuk membagi kekasaaan dengan adik angkatnya,
Lucius Verus. Lucius Verus sendiri nampaknya tidak terlalu tertarik untuk
memerintah. Namun Marcus Aurelius tetap memberinya sebagian kekuasaan untuk
membuatnya tetap setia padanya. Tidak seperti para pendahulunya, masa
pemerintahan Marcus Aurelius bukanlah masa yang damai. Segera setelah Antoninus
Pius meninggal, Parthia menyerang bagian timur Kekaisaran Romawi. Mereka
berharap Romawi sedang kacau akibat kematian kaisar mereka. Marcus Aurelius
mengirim Lucius Verus, dengan sejumlah pasukan Barat, ke Timur untuk menghadapi
Parthia, dan pada akhirnya pasukan Romawi berhasil menang.
Seusai perang, Romawi mendapati bahwa mereka
telah tertular wabah penyakit berbahaya dari orang Parthia. Tidak diketahui
wabah apa itu, namun diduga itu adalah wabah cacar. Ketika pasukan Romawi
pulang kembali ke Kekaisaran Romawi, mereka membuat wabah ini tersebar, dan
akibatnya banyak orang yang tewas.
Di utara, orang-orang Jermanik yang tinggal
di wilayah yang kini disebut Jerman dan Swiss mengamati bahwa banyak prajurit
Romawi telah pergi, dan Kekaisaran Romawi terserang wabah. Mereka merasa bahwa
itu adalah waktu yang tepat untuk menyerang. Marcus Aurelius menghabiskan
sebagian besar masa hidupnya memerangi suku-suku Jermanik dan berusaha membuat
kesepakatan dengan mereka. Namun ketika hampir menang, dia meninggal. Dia
meninggal pada usia 59 tahun pada bulan Maret tahun 180 M. Saat dia meninggal,
Kekaisaran Romawi mulai mengalami kemiskinan akibat wabah dan biaya peperangan.
Kaisar Hadrianus mengusir orang-orang Yahudi
keluar dari Yerusalem
Pada masa pemerintahan kaisar Hadrianus,
orang Yahudi kembali memberontak untuk dapat merdeka dari kekuasaan Romawi.
Namun seperti halnya pemberontakan pertama, pemberontakan yang ini juga gagal.
Ditambah lagi, Hadrianus membenci orang Yahudi. Hadrianus sangat menyukai
segala sesuatu yang berkaitan dengan Yunani, termasuk agama Yunani, dan dia
menganggap Yudaisme (serta mungkin juga Kristen) sebagai ajaran sesat. Ketika pemberontakan
itu selesai, Hadrianus tidak hanya membawa kembali Israel ke dalam kekuasaan
Romawi, tapi dia juga menghancurkan Kuil Kedua, serta memaksa banyak orang
Yahudi untuk meninggalkan Yerusalem dan Israel dan bermukim di mana saja di
Kekaisaran Romawi atau Parthia. Ini dikenal sebagai diaspora, seperti
penyebaran, karena ini membuat orang Yahudi tersebar. Akibatnya, tinggal
sedikit orang Yahudi yang bermukim di Israel, lebih banyak orang Yahudi yang
tinggal di Babilon, Iskandariyah, Roma, dan kota-kota besar lainnya di
Kekaisaran Romawi maupun Parthia.
Commodus (putra Marcuas Aurelius) bukanlah
kaisar yang baik. Dia senang berpesta daripada mengurusi masalah kenegaraan.
Padahal pada awalnya dia lumayan baik dalam berkuasa. Dia sempat membuat
kesepakatan dengan suku Jermanik. Akan tetapi setelah kembali ke kota Roma,
saudarinya Lucilla berusaha membunuhnya dengan bantuan beberapa orang Senator.
Meskipun usaha ini gagal, Commodus menjadi orang yang mudah curiga. Dia
membunuh banyak Senator dan orang lain. Dia akhirnya dibunuh oleh
sahabat-sahabat dekatnya, yang pada awalnya ingin Commodus bunuh, pada tahun
192 M.
1.Septimus Severus. Pada tahun 193 M seorang
Afrika bernama Septimius Severus, yang merupakan jenderal pasukan Romawi di
Pannonia Atas, mengangkat dirinya sebagai kaisar dengan dukungan pasukan.Dia
mengalahkan para pesaingya, meskipun perlu beberapa tahun baginya untuk
benar-benar mengalahkan ancaman paling serius, yakni Clodius Albinus, yang juga
orang Afrika dan menjabat sebagai gubernur Britania.
Pada tahun 197 M, Parthia, melihat terjadinya
perang saudara di Kekaisaran Romawi, menyerang lagi. Septimius Severus pergi ke
sana dan kembali memukul mundur Parthia. Setelah bepergian di sekitar
Kekaisaran, dia menghabiskan empat tahun di kota Roma sebelum kemudian pergi ke
Inggris untuk memerangi sebuah invasi di sana. Septimius Severus akhirnya
meninggal di York, Inggris, pada Februari 211 M. Dia mewariskan kekaisaran
kepada dua putranya, Caracalla and Geta. Disebutkan bahwa dia mengatakan kepada
kedua putranya untuk saling menjaga satu sama lain dan menjaga pasukan, dan
untuk tidak memikirkan hal lainnya.
Akan tetapi sejak awal Caracalla dan Geta
cenderung bermusuhan. Pada bulan Februari 212 M, Caracalla membunuh Geta. Dia
bahkan menghapus nama dan gambar Geta dari semua monumen di seluruh kekaisaran.
2.Caracalla (putra Septimus Severus) banyak
berperang selama memerintah. Dia melawan suku Jermanik di utara dan menang. Dia
lalu bertempur melawan Parthia. Namun dia ditusuk hingga tewas oleh penjaganya
sendiri pada tahun 217 M ketika sedang berperang melawan Parthia. Ketua
penjaga, Macrinus, mengangkat dirinya sendiri sebagai kaisar.
3.Macrinus (ketua penjaga Caralla)
Akan tetapi para wanita dalam keluarga
Severus ingin keluarga tetap berkuasa. Septimius Severus memiliki seorang istri
bernama Julia Domna, yang berasal dari keluarga kuat dan berpengaruh dari Asia
Barat (Suriah modern). Setelah Caracalla dibunuh, Julia Domna mogok makan
hingga mati sebagai bentuk protes kepada Macrinus. Namun kakak perempuannya,
Julia Maesa, melakukan lebih dari itu. Julia Maesa memiliki dua orang cucu. Dia
mengangkat salah satu dari mereka, yaitu Elagabalus, sebagai kaisar, dan
pasukannya, dengan menggunakan uangnya, mengalahkan Macrinus dalam pertempuran.
4.Elagabalus yang menjabat sebagai kaisar,
namun sebenarnya neneknyalah, Julia Maesa, yang mengendalikan kekaisaran. Dia
menyuruh Elagabalus mengadopsi sepupunya, Alexander Severus (cucu Julia Maesa
yang lainnya) sebagai pewarisnya.
5.Alexander Severus (sepupu Elagabalus)
Ibu Alexander, Julia Mamaea, menyusun sebuah
rencana dan membunuh Elagabalus serta ibu Elagablus pada tahun 222 M. Kini
Julia Maesa dan Julia Mamaea mengendalikan kekaisaran bersama-sama. Namun
mereka memiliki satu masalah besar; sebagai wanita, mereka tidak dapat memimpin
pasukan sendiri, sedangkan Alexander masih terlalu muda. Kteika Sassania
kembali menyerang Asia Barat, mereka tidak mampu mempertahankan Romawi dengan
baik. Dengan cepat, suku Jermanik, yang melihat keadaan ini, menyerang dari
utara. Lagi-lag Julia Mamaea tidak mau merespon dengan baik. Pasukan Romawi,
melihat permasalahan ini, memutuskan untuk membunuh Aleksander dan ibunya
(neneknya sudah meninggal lebih dulu.
Kemunduran
Romawi (200-476 M)
Romawi yang terpecah pada tahun 271 M,
terbagi-bagi menjadi Kekaisaran Romawi (merah), Kekaisaran Galia (hijau), dan
Kekaisaran Palmyra (kuning).
Pada tahun 200-an M (abad ketiga), Kekaisaran
Romawi mengalami masa-masa sulit. Para sejarawan memiliki banyak pendapat
mengenai alasannya, namun satu alasan yang pasti adalah bahwa Romawi
terus-menerus diserang oleh Sassania di Timur dan pada saat yang sama diserang
juga oleh orang-orang Jermanik di utara. Sangat sulit dan mahal menghadapi dua
peperangan sekaligus, akibatnya pajak harus dinaikkan menjadi sangat tinggi,
dan rakyat tidak senang ketika harus membayar pajak yang tinggi.
Selain itu, kaisar Romawi tidak dapat
memimpin dua pasukan pada saat yang sama. Jadi dia harus memilih seorang
jenderal untuk memimpin separuh lainnya dari pasukan Romawi. Seorang kaisar
harus memilih untuk melawan Sassania, dan pasukan yang melawan suku Jermanik
dipimpin oleh seorang jenderal, atau sebaliknya. Namun pasukan manapun yang
dipimpin oleh seorang jenderal sering merasa iri. Mereka bahkan sering
mengangkat jenderal mereka menjadi kaisar. Kadang mereka menang, kadang mereka
kalah, namun itu membuat dua paruh pasukan Romawi menghabiskan banyak waktu
berperang satu sama lain alih-alih melawan Sassania dan suku Jermanik.
Diocletianus naik tahta pada tahun 284 M.
Seperti pada pendahulunya, dia pada awalnya merupakan seorang jenderal.
Diocletianus pertama-tama menghalau Sassania dan Jermanik. Kemudian dia
mengakhiri pemberontakan. Lalu dia berusaha menyelesaikan permasalahan perang
saudara antara dua bagian pasukan. Diocletianus menyusun sebuah sistem yang
mana ada dua orang kaisar di Romawi, dan masing-masing kaisar memiliki seorang
asisten. Sistem in disebut Tetrarki (empat penguasa). Ketika salah seorang
kaisar meninggal, maka asistennya akan langsung menggantikannya sebagai kaisar,
dan kemudian harus kembali memilih seorang asisten baru.
Dicoletianus sendiri meyakini bahwa hanya
semangat patriotik (kebersamaan) yang dapat menyelamatkan kekaisaran, maka dari
itu dia menentang siapapun yang nampak berbeda dari sebagian besar orang
Romawi, atau bahkan berbeda dari Diocletianus sendiri. Ini membuat Diocletianus
memaksa orang-orang untuk tidak menganut agama Manichaean lagi. Sebagian besar
penganut Manichaean meninggalkan agama mereka atau melarikan diri ke Kekaisaran
Sassania. Diocletianus juga memaksa orang-orang untuk tidak menganut agama
Kristen. Kali ini dia tidak berhasil, jumlah penganut Kristen di Romawi semakin
lama malah semakin banyak dan mereka tidak mau meninggalkan Romawi.
Selain itu pada tahun 284, kaisar
Diocletanius menilai kekaisaran romawi terlalu besar untuk di perintah oleh
satu orang. Dia memutuskan untuk membaginya menjadi dua yaitu bagian timur yang
berbahasa yunani dan bagian barat yang berbahsa latin.
Tetrarki Diocletianus berjalan dengan baik selama sekitar
20 tahun, namun kemudian sistem ini mulai kacau. Pada tahun 306 M salah satu
kaisar, yakni Constantius, meninggal. Dia seharusnya digantikan oleh
asistennya, Severus, namun dia memiliki seorang putra bernama Constantinus.
Ketika Constantius meninggal, Constantinus ingin berkuasa, maka dia
mengumpulkan pasukan dan diangkat sebagai kaisar oleh pasukannya. Akhirnya
perang saudara pun terjadi.
Malam sebelum pertempuran, Constantinus mengaku bahwa dia
bermimpi. Sebuah salib (atau simbol Kristen lainnya) muncul di langit dan dia
mendengar suara, "In hoc signo vinces" ("dengan lambang ini kamu
akan menang."). Constantinus lalu memerintahkan semua prajuritnya untuk
mengecat perisai mereka dengan lambang salib. Pada akhirnya Constantinus
berhasil memenangkan pertempuran tersebut. Constantinus sangat kagum dengan
kekuatan Tuhan Kristen, dan dia pun menganut agama Kristen. Dia mendirikan
sebuah pelengkung kejayaan untuk memperingati kemenangannya.
Pada tahun 324 M Constantinus membunuh kaisar lainnya
yang masih tersisa, dan akhirnya dia pun menjadi satu-satunya yang berkuasa.
Pada tahun sama, dia mendirikan sebuah ibukota baru di Timur yang dinamai
Konstantinopel (Istanbul modern). Ini sekaligus menunjukkan bahwa kekaisaran
barat semakin melemah. Konstantinopel sendiri bermakna kota Kostantinus.
Kosntantinopel berada pada jalur antara bertempur melawan Jermanik di utara dan
bertempur melawan Sassania di Timur, menjadikannya mudah bagi kaisar untuk
pergi ke tempat pertempuran.
Constantinus meninggal pada tahun 337 M.
Ketiga putranya membagi-bagi Kekaisaran Romawi, namun mereka malah saling
berperang, ditambah lagi terjadi pemberontakan di Galia (Prancis). Pada tahun
350 M putranya yang bernama Constantius II adalah satu-satunya yang mampu
bertahan hidup. Seperti ayahnya, Constantius adalah penganut Kristen.
Constantius II
Dengan meninggalnya Constantinus, Sassania,
yang berhasil mengakhiri perang saudaranya, kembali menyerang Kekaisaran
Romawi. Constantius II membutuhkan
seseorang untuk memimpin pasukan ke Timur sementara dia menghadapi serangan
Jermanik. Awalnya dia menunjuk sepupuny Gallus, namun Gallus ternyata tidak
capak dan malah bersikap kejam. Constantius II terpaksa membunuhnya. Kemudian
Constantius menunjuk adik lelaki Gallus, yakni Julianus. Kali ini Constantius
II berperang melawan Sassania, sementara Julianus dikirim untuk menghadapi
Jermanik.
Tidak disangka, Julianus ternyata mampu
berperang dengan baik melawan Jermanik. Akibatnya pasukannya di Paris
mengangkatnya sebagai kaisar. Constantius bergegas kembali untuk menghadapi
Julianus, namun dia keburu meninggal akibat serangan jantung di perjalanan.
Akhirnya pada tahun 361 M, Julianus menjadi kaisar Romawi.
Julianus
Hal pertama yang Julianus lakukan adalah
mengumumkan bahwa dia hanya berpura-pura menganut Kristen. Dia sebenarnya
membenci Kristen. Dia berusaha membawa kembali agama Romawi tradisional, namun
gagasan ini tidak dianggap baik dan membuatnya tak disukai. Pada tahun 363 M
Julianus terbunuh (barangkali oleh anak buahnya sendiri) ketiak sedang
bertempur melawan Sassania di Timur.
Julianus adalah kerabat pria terakhir dari
Constantinus, jadi tidak jelas siapa yang harus menjadi kaisar setelah dia
meninggal. Para jenderal di Timur bermusyawarah pada tahun 363 M dan memilih
salah seorang di antara mereka, yaitu seorang Kristen bernama Jovianus.
Jovianus menghentikan pertempuran melawan Sassania dan memilih untuk mundur.
Dia tidak memerintah lama dah meninggal pada tahun 364 M.
Theodosius, seorang jenderal mudah dari
Spanyol yang beragama Katolik, dan putra dari jenderal lainnya, dipilih untuk
menggantikan Valens. Dia berkuasa bersama Gratianus dan Valentinianus II, putra
Valentinianus I, dan dia menikahi Galla, putri Valentinianus I. Theodosius
dapat memperoleh kembali keunggulan dalam militer, meskipun sebagian besar
dengan cara membuat kesepakatan dengan Visigoth dan Sassania. Pada tahun 383,
seorang jenderal pemberontak bernama Maximus membunuh Gratianus, dan pada tahun
388 Maximus menyerang Valentinianus II; Theodosius kemudian membunuh Maximus.
Pada tahun 391 M, di bawah pengaruh Uskup
Ambrose (kini Santo Ambrose) dari Milan, Theodosius melarang praktik ritual
agama pagan meskipun dilakukan di dalam rumah. Hanya agama Kristen (dan sampai
batas tertentu, Yudaisme) yang boleh dianut di Kekaisaran Romawi. Seorang
jenderal non-Romawi bernama Arbogast memberontak begitu mendengar peraturan
ini. Dia membunuh Valentinianus II dan mengangkat kawannya, Eugenius, sebagai
kaisar, namun Theodosius mengalahkan dan membunuhnya. Ketika Theodosius
meninggal pada tahun 395, Romawi sudah menjadi sebuah kekaisaran Kristen.
|
Ketika Theodosius meninggal pada tahun 395 M,
dia mewariskan Kekaisaran Romawi kepada dua putranya, Honorius dan Arcadius.
Honorius menjadi kaisar di Barat sedangkan Arcadius menjdi kaisar di Timur.
Mereka berdua tidak cakap dalam memimpin, bahkan mungkin tidak terlalu
berminat. Sebagian besar urusan pemerintahan diatur oleh para penasehat mereka.
Sebagian besar tugas Honorius ditangani oleh
seorang Vandal bernama Stilicho, yang merupakan jenderal penting dalam pasukan
Romawi.
Tidak butuh waktu lama bagi suku Jermanik dan
Goth untuk menyadari bahwa kaisar baru yang masih muda itu lemah dan ini
merupakan waktu yang tepat untuk menyerang. Para jenderal juga melihat
kelemahan ini dan memutuskan untuk memberontak. Yang pertama, Constantinus III,
seorang jenderal di Inggris mengangkat dirinya sendiri sebagai kaisar di York
pada tahun 405 M. Dia memimpin seluruh pasukan Romawi dari Inggris,
menyeberangi selat Channel ke Prancis, dan bergerak melalui Prancis,
mengumpulkan pasukan Romawi di Prancis supaya mereka dapat bersama-sama
bergerak menuju Roma.
Namun ketika Constantinus III sedang
melakukan ini, tidak ada yang mengawasi perbatasan Romawi. Pada Januari 409 M,
banyak suku Alan, Vandal, dan Suevi menyeberangi sungai Rhine, yang ketika itu
sedang membeku, dan masuk ke Kekaisaran Romawi. Tidak ada pasukan Romawi yang
menghentikan mereka, sehingga mereka begitu bebas menjelajahi Prancis dan
menjarah segala yang mereka temukan. Mereka datang dalam keadaan lengkap,
terdiri atas pria, wanita, dan anak-anak. Ini berarti bahwa mereka datang untuk
bermukim.
Suku-suku barbar menyeberangi sungai Rhine.
Sementara itu Constantinus III sedang
berusaha mengambil alih Spanyol. Dia mengirim jenderalnya Gerontius ke Spanyol,
namun Gerontius kemudian memutuskan untuk mengangkat dirinya sendiri sebagai
kaisar alih-alih bekerja bagi Constantinus III. Untuk memperoleh pasukan dalam
jumlah banyak, Gerontius membuat kesepakatan dengan suku Alan, Vandal, dan
Suevi. Dia membiarkan mereka memasuki Spanyol dan mereka berjanji akan
membantunya berperang.
Pemerintah Romawi mengirim seorang jenderal
untuk menghentikan Constantinus III. Constantinus III berhasil dibunuh, begitu
juga Gerontius. Semua prajuritnya (yang berasal dari Inggris dan dari Prancis,
dan mungkin dari Spanyol juga) dibawa kembali ke Italia untuk menghadapi serangan
Visigoth. Ini membuat Inggris, Prancis, dan Spanyol tidak terjaga dan mudah
diserang oleh suku Jermanik.
Di Italia, Visigoth mulai menyerang. Orang
Visigoth sendiri sudah tinggal di dalam Kekaisaran Romawi sejak Pertempuran
Adrianopel pada tahun 378 M. Namun mereka tidak diperlakukan dengan baik.
Romawi membuat mereka kesulitan memperoleh makanan atau rumah yang layak. Di
bawah raja baru mereka, Alaric, suku Visigoth meminta bayaran emas kepada
Honorius. Ketika Honotius menolak, suku Visigoth bergerak menuju kota Roma.
Meskipun orang Romawi berusaha melawan, suku Visigoth berhasil menang. Oang
Visigoth tidak hanya berhasil memasuki kota Roma namun pada tahun 410 M mereka
merebut kota itu dan mengacak-acaknya (mereka merusak bangunan, membantai
orang-orang, merampas benda-benda berharga, memperkosa para wanita). Orang
Romawi sangat terkejut. Mereka kebingungan bagaimana mungkin kota Roma, yang
mereka anggap sangat kuat dan abadi, bisa ditaklukan.
Orang-orang Visigoth mengacak-acak kota Roma.
Orang-orang Visigoth tidak bermukim di
Romawi. Mereka meneruskan perjalanan ke Italia selatan dan bermaksud menuju
Afrika. Namun Alaric meninggal dalam perjalanan, dan badai besar menghadang
mereka. Pada akhirnya orang Visigoth mengalihkan tujuan dan bermukim di
Prancis. Sementara itu suku Burgundy sudah menguasai Prancis timur, sedangkan
suku Vandal dan Suevi bermukim di Spanyol (suku Alan sudah dimusnahkan).
Pada tahun 429 M suku Vandal berlayar
menyeberangi Selat Gibraltar dan merebut Afrika. Ini membuat suku Suevi menjadi
satu-satunya penguasa di Spanyol, dan suku Visigoth sendiri secara
perlahan-lahan mulai menguasai Spanyol. Sementara itu suku Pict dan
kelompok-kelompok lainnya menginvasi Inggris. Orang Inggris meminta bantuan
Romawi, namun Romawi sendiri sedang kesusahan sehingga tak dapat membantu.
Selama bertahun-tahun para kaisar Romawi
terlalu lemah untuk menangani tindakan suku-suku yang bebas dan merajalela di
Romawi, dan pada tahun 476 M kaisar Romawi terakhir di Barat, yaitu Romulus
Augustulus, ditangkap dan tahtanya dirampas oleh seorang raja Jermanik bernama
Odoaker.
Romulus Augustus, kaisar terakhir Romawi
Barat, berlutut di hadapan Odoaker.
TERPECAHNYA ROMAWI
Romawi Barat (395–480) : Kekaisaran Romawi Barat adalah nama yang diberikan kepada Kekaisaran Romawi sebelah barat setelah pembagiannya
olehDiocletian.
Bagian ini memiliki perbedaan sosial yang banyak dengan Kerajaan Romawi Timur; di mana yang Timur bertuturkan
bahasa Yunani dan kemudian mengikuti Gereja Ortodoks Timur dan Monofisitisme;
dan yang Barat bertuturkan bahasa Latin dan kemudian mengikuti Katolik Roma.
Pada kedua garis tersebut kekaisaran ini benar-benar terpisah, yang
timur Hellenistik berhasil tetap bersatu, berpusat di
sekitar budaya Yunani (dan tetap melihat dirinya sebagai "Roma"
asli). Yang Timur telah bersatu, paling tidak secara budaya, sejak saat
penaklukan Alexander Agung pada abad ke-4. Sementara
ini, yang barat, meskipun berhubungan dengan Latin, namun terdiri dari budaya
yang banyak dan kurang bersatu yang telah terasimilasi oleh orang Roma.[35]
Romawi Timur (395–1204) : Kekaisaran Romawi Timur adalah istilah yang digunakan oleh sejarawan modern
untuk membedakan Kekaisaran Romawi yang didominasi penutur bahasa Yunanidan berpusat di Konstantinopel pada masa Antikuitas Akhir dan Abad Pertengahandari
negaranya yang lebih awal pada masa Klasik. Negara ini disebut jugaKekaisaran
Bizantium terutama dalam
konteks Abad Pertengahan, sementara Romawi Timur biasanya digunakan dalam
konteks terkait masa ketika Romawi masih dikelola dengan pusat politik timur
dan barat yang terpisah. Penduduk dan
negara-negara tetangganya menyebut kekaisaran ini sebagai Kekaisaran Romawi (bahasa Yunani: Βασιλεία Ῥωμαίων, Basileia
Rhōmaiōn; bahasa Latin:Imperium Romanum) atau Romania (Ῥωμανία). Setelah Kekaisaran Romawi Barat
mengalami perpecahan dan keruntuhan pada abad ke-5,
bagian timurnya masih terus berkembang, bertahan hingga kira-kira seribu tahun
lagi sampai akhirnya ditaklukan oleh Turk Utsmaniyah pada 1453. Selama sebagian besar masa
keberadaannya, negara ini merupakan kekuatan ekonomi, budaya, dan militer yang
paling berpengaruh di Eropa.
Karena pembedaan antara "Romawi" dan "Bizantium"
baru ada pada masa modern, sulit menetapkan tanggal pasti untuk peralihannya.
Akan tetapi, ada beberapa peristiwa penting sejak abad ke-4 hingga ke-6 yang
menandai periode peralihan ketika bagian barat dan timur Kekaisaran Romawi mengalami pemisahan. Pada tahun 285, Kaisar Diocletianus (berkuasa. 284–305) membagi pemerintahan
Kekaisaran Romawi menjadi paruh timur dan barat. Antara tahun 324 dan 330, Kaisar Constantinus I (berkuasa 306–337) memindahkan ibukota
utama dari Romake Bizantium, di
sisi Eropa dari Bosporus.
Bizantium diganti namanya digantiKonstantinopel ("Kota Konstantinus"). Di
bawah kaisar Theodosius II (berkuasa 379-395), Kristen menjadiagama negara resmi kekaisaran sedangkan agama
lainnya seperti politeisme
Romawi dilarang.
Periode akhir peralihan dimulai pada akhir pemerintahan KaisarHeraclius (berkuasa 610–641) ketika dia
sepenuhnya mengubah kekaisaran dengan mereformasi pasukan dan pemerintahan
dengan memperkenalkan sistemtheme dan
mengganti bahasa resmi kekaisaran dari bahasa Latin menjadi bahasa Yunani.[36]
|
2. Sosial[37]
Sekolah
Sebagian besar anak Romawi tidak bersekolah. Tetapi
beberapa anak lelaki orang kaya, terutama jika mereka tinggal di kota, dapat
pergi ke sekolah. Sekolah Romawi kecil, dengan hanya satu ruang kelas dan satu
pengajar. Satu guru itu mengajar murid lelaki dari berbagai usia, mulai dari
tujuh hingga sebelas atau dua belas tahun. Guru dibayar oleh orang tua siswa
secara langsung. Semua gurunya adalah pria. Guru mengajar muridnya membaca dan
menulis, juga cara berhitung dengan angka. Kertas belum ditemukan jadi para
murid membaca gulungan papirus. Sementara untuk menulis, mereka
menggores-goreskan batang logam atau potongan tembikar pada papan kayu yang
dilapisi lilin. Sang guru menulis huruf alfabet, atau baris-baris dari naskah Aeneid,
dan para murid menyalinnya. Mereka juga belajar matematika. Kadang mereka
belajar memainkan alat musik. Mereka tidak mempelajari ilmu alam, atau
olahraga..
Sekolah
lanjutan
Anak Romawi yang dapat belajar di sekolah lanjutan
hanyalah anak-anak yang sangat kaya dan cerdas. Di sekolah lanjutan, para siswa
diajari bahasa Yunani. Mereka harus menghapal sajak-sajak karya Homeros,
penyair terkenal dari Yunani. Mereka juga belajar filsafat dan berpidato.[38]
Keluarga
Keluarga Romawi tidak hanya meliputi suami,
istri, dan anak, tetapi juga budak (jika ada). Dalam keluarga, pria memliki
kekuasaan yang banyak. Suami dapat memukul istrinya. Suami dan istri dapat
memukul budak dan anak-anak mereka. Suami juga dapat memutuskan apakah bayi
yang lahir akan dibesarkan atau dibiarkan mati. Selain itu pria pemilik budak
wanita dapat menikmati hubungan seksual dengan budak wanitanya sekehendak
hatinya. Tapi perempuan juga punya beberapa hak. Perempuan dapat memiliki
barang, membeli dan menjual barang, atau menyewakan apartemen, tanpa harus ada
izin dari suaminya. Baik suami ataupun istri juga dapat mengajukan perceraian
jika mereka ingin dan jika mereka punya cukup uang.[39]
Perempuan
Wanita Romawi dibatasi oleh banyak larangan,
dan tidak dapat sebebas pria. Wanita tidak dapat menjadi kaisar, anggota Senat,
gubernur, atau tentara. Beberapa anak perempuan dapat bersekolah, dan sedikit
dari mereka dapat memperoleh pendidikan tingkat lanjutan. Setelah menikah,
perempuan Romawi tetap berada di bawah kuasa ayah mereka. Setelah ayah mereka
meninggal, anak perempuan Romawi dapat memperoleh warisan yang setara dengan
anak lelaki. Perempuan Romawi juga dapat mengelola bisnis sendiri dan memiliki
properti sendiri.
Meskipun sulit, beberapa wanita Roamwi
berhasil terjun ke dunia politik. Sekali waktu, ada perempuan Romawi yang
menjabat di dewa kota lokal. Pada tahun-tahun pertama dalam abad ke-1 M,
Messalina dan Agrippina menjadi ratu dan sedikit banyak dapat menguasai
Kekaisaran Romawi. Pada 217 M, Julia Maesa dan Julia Mammaea memerintah
Kekaisaran Romawi melalui cucu mereka sampai 226 M. Ratu Pulcheria mengendalikan
Kekaisaran Romawi Timur dari tahun 414 M sampai dia meninggal pad tahun 453 M,
dan keponakannya Placidia mengendalikan Kekaisaran Romawi Barat selama beberapa
tahun.[40]
Perbudakkan
Beberapa orang di Romawi menjadi budak milik orang
lainnya, atau milik pemerintah Romawi. Banyak dari para budak ini, terutama di
Spanyol dan Prancis selatan, bekerja di ladang dan menggarap lahan pertanian
miliki orang kaya. Di ladang ini, yang disebut latifundia, seorang mandor
mengawasi ratusan atau ribuan budak bekerja sepanjang hari di bawah terik
matahari. Pada malam hari, para budak tidur di barak, dengan pria dan wanita
dipisahkan.[41]
3. Sastra[42]
Livius
Titus Livius Patavinus adalah sejarawan Romawi (Italia 59
SM), pada masa akhir Republik, ketika Julius Caesar mengawali karirnya. Livius
pindah ke kota Roma dan menulis buku pada masa pemerintahan kaisar pertama
Romawi, Augustus. Dia menulis tentang sejara Romawi mulai dari berdirinya
Republik pada tahun 509 SM sampai masa pemerintahan Agustus. Karyanya terdiri
dari 142 seri. Sebagian besar dari karyanya telah hilang, yang tersisa pada
masa sekarang hanyalah 35 seri.
Ploybius
Polybius adalah seorang pria Romawi yang kaya. Dia lahir
di kota Athena di Yunani sekitar 200 SM. Polybius suka rela menjadi salah satu
sandera, dan dia pun menghabiskan sisa hidupnya di Roma. Selama tinggal di
sana, dia menghabiskan waktunya menulis sejarah Romawi. Polybius menulis dalam
bahasa Yunani, selain karena dia adalah orang Yunani juga karena dia ingin
bangsa Yunani memahami siapa bangsa Romawi yang telah menaklukan mereka. Pada
masa kini, karya tulis Polybius menjadi salah satu sumber terbaik mengenai
sejarah awal Republik Romawi dan Perang Punisia
Tacitus
Publius (atau Gaius) Cornelius Tacitus
dilahirkan pada tahun 55 M. Ayahnya yang kaya, bernama Agricola, adalah
komandan pasukan Romawi di Britania, tidak lama setelah Claudius menaklukan
Britania dan menjadikannya provinsi Romawi. Kemungkinan Tacitus juga
menghabiskan waktu di Britania, dan kemungkinan di pos terdepan lainnya. Namun
dia lebih banyak tinggal di Roma. Dia adalah senator yang aktif, dengan karir
politik yang sukses, dan merupakan seorang pembicara publik yang terkenal.
Buku pertamanya, ditulis pada tahun 98 M
ketika Tacitus sedang berusia 40-an tahun, merupakan biografi ayahnya dan
berjudul Agricola.
Buku kedua Tacitus, ditulis pada tahun yang
sama, adalah catatan (ethnografi) cara hidup orang Jerman, sebelum ditaklukan
oleh Romawi.
Antara tahun 105 dan 109 M, Tacitus menulis
Historia, yang berisi sejarah politik pada masanya, yakni antara tahun 69
hingga 96 M. Tacitus terlibat dalam politik untuk waktu yang lama, jadi dia
tahu apa yang terjadi dan mengapa. Sayangnya sebagian besar dari Historia telah
hilang, dan hanya bagian yang membahas tahun 69 serta tahun 70 yang tersisa.
Kemudian dimulai pada tahun 112 M dan terus
berlanjut hingga dia meninggal, yaitu setelah tahun 117 M, Tacitus menulis
sejarah politik sejak kematian Augustus hingag keamtian Nero (14-69 M).
Suetonius
Gaius Suetonius Tranquillus hidup tidak lama setelah
Seneca, pada masa dinasti Flavius dan kemudian sampa pada masa pemerintahan
Trajanus dan Hadrianus. Dia hidup pada masa yang sama dengan Plinius Muda, dan
memang merupakan sahabatnya. Dia tidak terlalu banyak terlibat dalam politik,
dan tidak berasal dari keluarga berpengaruh di kekaisaran. Akan tetapi dia
bekerja di istana dan bertugas membuat catatan para kaisar mengenai apa yang
mereka lakukan.
Karena posisinya, Suetonius mengetahui lebih banyak
sejarah daripada orang Romawi lainnya, dan dia memutuskan untuk membagi
pengetahuan itu dengan cara menulis biografi semua kaisar Romawi sejak awal
hingga masanya, mulai dari Julius Caesar hingga Domitianus. Tidak semua
biografi karya Suetonius masih tersisa pada masa kini, namun sebagian besarnya
masih dapat kita baca. Karya-karyanya, bersama dengan karya sejarawan Tacitus,
merupakan sumber paling penting mengenai sejarah kaisar Romawi awal
Plinius
Tua
Gaius Plinius Secundus adalah seorang pria
kaya dari salah satu keluarga paling penting di Kekaisaran Romawi. Dia hidup
pada masa akhir dinasti Julius-Claudius hingga periode Flavius, dia meninggal
pada tahun 79 M. Tidak seperti para kerabatnya, Plinius tidak begitu tertarik
pada politik. Dia menjadi laksamana di angkatan laut Romawi, namun dia lebih
suka menghabiskan waktunya dengan menulis. Plinius Tua menulis sebuah karya
Sejarah Alam yang sangat panjang, dalam banyak volume, yang berupa ensiklopedia
berisi segala sesuatu yang diketahui orang pada masa tersebut. Plinius Tua
meninggal akibat letusan Gunung Vesuvius di Italai selatan pada bulan Agustus
79 M.
Pinius
muda
Gaius Plinius Caecilius Secundus adalah keponakan Plinius
Tua. Dia mengunjungi pamannya di Pompeii ketika pamannya mati akibat letusan
gunung berapi, tapi Plinius Muda berhasil selamat. Plinius Muda menuliskan
catatan tentang peristiwa itu. Di kemudian hari, dia menjadi politikus yang
cukup penting di bawah pemerintahan kaisar Trajanus.
Trajanus mengangkat Plinius sebagai gubernur di Bithynia
pada tahun 117 SM. Dalam masa pemerintahannya, Plinius bentrok dengan para
penyebar agama Kristen. Ketika itu orang Romawi masih menyembah para dewa, jadi
agama Kristen dinyatakan ilegal.
Plinius adalah penulis surat yang hebat. Dia merawat
salinan surat-suratnya dan kemudian menerbitkannya supaya dapat dibaca semua
orang. Banyak dari surat-suratnya yang masih tersisa hingga saat ini.
Surat-suurat itu berisi informasi mengenai kehiduapn para aristokrat Romawi
yang mewah pada masa keemasan Kekaisaran Romawi.
Plautus
Pada masa Republik Romawi, orang-orang Romawi
mulai tertarik pada seni drama. Awalnya tidak ada drama berbahasa Latin, dan
hanya ada yang berbahasa Yunani. Titus Maccius Plautus adalah orang pertama
yang menulis drama berbahasa Latin pada akhir tahun 200-an SM. Semua drama yang
dia tulis adalah drama komedi. Dia tinggal di kota Roma. Biasanya Plautus
menerjemahkan naskah drama Yunani ke dalam bahasa Latin. Tapi dia
menerjemahkannya sedemikian rupa sehingga hasil akhirnya adalah drama berbahasa
Latin yang lucu bagi orang Romawi.
Terentius
Publius Terentius Afer lahir pada tahun 185
SM, tidak lama setelah berakhirnya Perang Punisia Kedua. Karena nama
belakangnya adalah "Afer" ("Afrika"), banyak orang mengira
dia berasal dari Afrika Utara
Ketika masih muda, sekitar tahun 165 SM,
Terentius menjadi budak seorang senator Romawi. Dalam suatu cerita, sang
senator melihat betapa Terentius sangat cerdas, sehingga Terentius pun
dibebaskan dan bahkan dibiayai untuk bersekolah. Terentius kemudian menjadi
sahabat Scipio Aemilianus, seorang politis yang kuat di Roma, yang membantu
Terentius membuat drama.
Terentius menulis drama pertamanya, Andria,
ketika baru berusia 19 tahun, dan drama itu dipentaskan di Roma pada tahun 170
SM. Terentius banyak menerhemahkan drama karya Menandros, namun dia juga
menerjemahkan setidaknya satu drama, berjudul Phormio, karya penulis drama
Yunani lainnya, Apollodoros. Namun, jika Plautus mengubah latar dramanya
menjadi Romawi ketika menerjemahkan drama Yunani, Terentius tetap menggunakan
latar asli Yunani. Banyak orang menaganggap bahasa Latin dalam drama karya
Terentius lebih elegan dan indah daripada karya Plautus.
Terentius mati muda, yakni pada usia tiga
puluh tahun pada tahun 159 SM. Ketika itu dia sedang menuju Yunani dan kapalnya
hilang di lautan. Orang-orang tetap membaca dan mementaskan karya-karya selama
masa Kekaisaran Romawi. Guru Jerome, yaitu Aelius Donatus, menulis sebuah buku
mengenai drama karya Terentius sekitar tahun 300 M. Drama-drama Terentius
adalah salah satu buku yang pertama kali dicetak, tepatnya di Jerman pada tahun
1470 M. Drama Terentius yang berjudul Andria dipentaskan di Firenze, Italia,
tidak lama setelah itu.
Senesce
Lucius Annaeus Seneca adalah salah satu
penulis besar pada periode dinasti Julius-Claudius di Romawi. Dia lahir di
provinsi Spanyol sekitar abad ke-3 SM, namun bibinya membawanya ke kota Roma
pada masa pemerintahan kaisar Claudius, supaya Seneca dapat memperoleh
pendidikan yang layak.
Seneca menjadi guru privat Nero ketika Nero
masih kecil. Akan tetapi, setelah tumbuh dewasa, Nero tidak suka dinasehati
oleh guru tuanya. Akibatnya, Nero membuat Seneca bunuh diri. Diceritakan bahwa
Seneca pergi ke pemandian air hangat dan menyayat pergelangan tangannya. Dia
pun mati akibat kehabisan darah ketika sedang berada bersama kawan-kawannya,
membicarakan filsafat.
Selain sebagai guru Nero, Seneca juga
merupakan seorang penulis dan filsuf terkenal. Dia menulis versi Latin dari
drama-drama Yunani, di antara kisah Medea dan Phaedra. Namun dia paling dikenal
atas versi Latinnya dari filsafat Stoik. Stoikisme Seneca berupa gagasan bahwa
alasan mengapa Republik Romawi runtuh adalah karena rakyatnya terlalu banyak
bersenang-senang, dan terlalu banyak mengurusi politik, dan akibatnya mereka
gagal menjaga pikiran yang damai dan tenteram. Dapat dilihat bahwa Seneca tidak
menyukai pesat-pesat yang diadakan oleh Nero.
Lucretius
Cicero
Vergilius
Publius Vergilius Maro adalah penyair yang
hidup pada masa perang ssaudara di Romawi dan terus hidup pada masa kaisar
Augustus. Vergilius adalah sahabat Maecenas, yang merupakan teman Augustus,
jadi Vergilius pun diperintahkan mneulis sajak untuk mendukung pemerintahan
Augustus. Vergilius menulis kumpulan puisi yang disebut Georgics, yang
menggambarakn betapa indahnya Italia, dan betapa damainya Romawi berkat
Augustus.
Karya Vergilius yang paling terkenal adalah
wiracarita yang berjudul Aeneid. Karya ini adalah sajak panjang yang
terdiri dari dua belas seri. Isinya menceritakan tentang Aineias, pahlawan
Troya, yang berhasil memimpin orang-orang Troya untuk kabur dari Troya ketika
pasukan Yunani menghancurkan kota Troya.
ovidius
Ovidius berasal dari keluarga equestrian kaya
yang tinggal di dekat Roma, meskipun bukan kelas senator terkaya. Dia tumbuh
dengan kebutuhan hidup yang selalu tersedia dan memiliki banyak budak. Dia
menjalani pendidikan yang bagus di Roma, karena ayahnya ingin dia menjadi
pengacara. Akan tetapi, Ovidius memutuskan untuk menjadi penyair alih-alih
pengacara. Dia menerbitkan buku puisi pertamanya pada tahun 18 SM, atau pada
usia 25 tahun. Buku itu berjudul Amores ("Puisi-puisi Cinta"). Buku
kedua Ovidius juga menekan batas, namun dengan cara yang berbeda. Dia menulis
Metamorphoses ("Perubahan"), yang dia kemungkinan terbitkan sekitar
tahun 8 SM, ketika ia berusia 35 tahun. Ovidius melanjutkan Amores pada tahun 1
M (ketika berusia 43 tahun) dengan buku puisi lainnya, Ars Amatoria (Seni
Bercinta).
Namun ternyata Ovidius dihukum akibat menulis
itu semua. Pada tahun 8 M, ketika Ovidius berusia 51 tahun, Augustus mengusirnya
ke luar Kekaisaran Romawi, ke sebuah desa bernama Tomis di pesisir Laut Hitam
(Romania modern. Pada tahun 17 M, dalam usia enam puluh tahun, Ovidius
meninggal di Tomis.
4. Pengetahuan[43]
Pengobatan
Bangsa Romawi pertama kali mempelajari ilmu
pengobatan dari bangsa Yunani. Faktanya, sebagian besar dokter Romawi berasal
dari Yunani, atau merupakan keturunan Yunani. Seperti bangsa Yunani, bangsa
Romawi percaya pada empat cairan tubuh (empedu hitam, empedu kuning, lendir,
dan darah) dan metode pengobatan dengan cara pengeluaran darah. Dokter Romawi
yang paling penting adalah Galenus, yang hidup pada tahun 100-an Masehi dan
menulis sebuah buku tentang pengobatan. Buku Galenus tersebut (sebenarnya
merupakan versi pendeknya) menjadi buku pengobatan utama yang digunakan oleh
para dokter di Eropa selama ratusan tahun berikutnya. Galenus mengulangi banyak
penelitian Hippokrates mengenai empat cairan, namun dia juga menambahkan banyak
sekali hasil penelitiannya tentang tubuh manusia. Galenus mempelajari bagian
dalam tubuh manusia dengan cara memeriksanya langsung. Biasanya dia mengamati
tubuh prajurit atau gladiator yang terluka. Dan dia membedah banyak hewan untuk
mengetahui cara kerja tubuh mereka. Galenus tentunya mengetahui tentang anatomi
lebih banyak daripada Hippokrates. Galenus memahami bahwa darah dialirkan ke
seluruh tubuh oleh jantung. Dan dia sudah mengungkap bahwa saraf mengendalikan
gerakan tubuh, dan bahwa manusia berpikir menggunakan otak. Namun dia tidak
membuat banyak kemajuan dalam hal metode pengobatan terhadap manusia. Dia masih
berpikiran bahwa metode pengeluaran darah adalah cara yang baik.
Angka
Bangsa Romawi mempergunakan beberapa sistem
berbeda untuk penulisan angka. Kadang mereka menulis angka seperti ini: I II
III IV V dan di lain waktu mereka mempergunakan angka Yunani. Angka Romawi
tidak selalu ditulis dengan cara yang sama. Berikut ini adalah tabel yang
menunjukkan angka Roamwi.
Lambang
|
Nilai
|
I
|
1
|
II
|
2
|
III
|
3
|
IV (atau IIII)
|
4
|
V
|
5
|
VI
|
6
|
VII
|
7
|
VIII
|
8
|
IX (atau VIIII)
|
9
|
X
|
10
|
XI
|
11
|
XIV
|
14
|
XIX
|
19
|
XX
|
20
|
XXX
|
30
|
XL
|
40
|
L
|
50
|
LX
|
60
|
XC
|
90
|
C
|
100
|
CC
|
200
|
CD
|
400
|
D
|
500
|
DC
|
600
|
CM
|
900
|
M
|
1000
|
Jadi, MMIII adalah 2003, dan XXIV adalah 24,
dan CLVII adalah 157. Menaruh angka yang lebih besar seperti V setelah angka
yang lebih kecil seperti I berarti V dikurangi I atau 5 dikurangi 1 yang
berarti 4.
Berikut ini adalah beberapa contoh lainnya:
- 314 = CCCXIV
- 26 = XXVI
- 1975 = MCMLXXV
- 2010 = MMX
Dengan sistem penulisan seperti ini,
anak-anak Romawi mengalami kesulitan ketika melakukan perkalian, pembagian,
atau penambahan angka dalam jumlah besar. Karena itu, anak-anak Romawi, bahkan
anak-anak yang bersekolah, tidak melakukan perkalian dan pembagian angka besar
di kertas, tetapi mereka menghafal tabel perkalian. Untuk angka-angka besar,
mereka mempergunakan papan hitung atau abacus. Tetapi banyak perkalian dan
pembagian angka besar biasanya dilakukan oleh orang Romawi yang ahli, bukan
oleh orang biasa
Sanitasi
Toiler umum Romawi
Di kota-kota besar, orang-orang sering sakit
karena meminum air yang telah terkontaminasi kotoran manusia. Untuk
menyelesaikan masalah ini, banyak kota di Romawi yang membangun akuaduk untuk
menyediakan air bersih dari perbukitan di dekitar kota. Pemerintah juga
membangun jamban umum dan saluran pembuangan untuk mengalirkan kotoran dan
membuangnya ke sungai. Ada juga toilet umum yang memiliki jamban untuk banyak
orang sekaligus. Beberapa saluran pembuangannya masih dipergunakan hingga saat
ini.
|
Pelayanan
Mosaik kapal Romawi berlayar segi empat.
Hingga Perang Punisia Pertama, pada tahun 264
SM, bangsa Romawi bukanlah pelaut, dan mereka tidak memiliki angkatan laut.
Namun ketika mereka harus berperang melawan Kartago, yang merupakan keturunan
bangsa Fenisia yang merupakan pelaut tangguh, orang Romawi pun belajar cara
membuat kapal dengan cara meniru kapal-kapal Kartago. Tidak lama setelah itu,
pada tahun 100-an SM, Romawi berhasil menaklukan Fenisia dan sejak itu
kemampuan pembuatan kapal Romawi merupakan keberlanjutan dari pembuatan kapal
Asia Barat. Para pelaut Fenisia tetap membangun kapal seperti sebelumnya, namun
kini sebagai warga Romawi.
Meskipun angkatan laut Romawi tak lagi
terlalu penting, ketika Romawi menguasai seluruh Laut Tengah, ada banyak kapal
dagang yang berlayar menjelajahi Laut Tengah. Orang-orang yang merancang
kapal-kapal itu terus berusaha meningkatkan rancangan kapal selama masa
Kekaisaran Romawi. Peningkatan yang paling penting adalah perkembangan
berangsur dari layar segitiga, yang pertama kali muncul pada masa akhir Republik,
sekitar tahun 50 SM. Layar segitiga ini secara perlahan menggantikan layar segi
empat. Layar segitiga ini kini disebut layar "latin" karena
diciptakan oleh para penutur bahasa Latin. Layar latin memiliki kelebihan
karena dapat memanfaatkan angin dengan lebih baik . Dengan menggunakan layar
latin, kapal dapat berlayar lebih cepat daripada ketika menggunakan layar segi
empat, dan tidak membutuhkan angin yang terlalu kencang untuk membuat kapal
melaju.
Ptolemeus
Ptolemaios kemungkinan adalah ilmuwan
terhebat pada masanya. Dia membuat dua sumbangan besar bagi ilmu pengetahuan
manusia, yang satu bisa dibilang benar, dan yang satu lagi terbukti salah.
Ptolemaios benar mengenai peta dunianya. Dia
mengikuti Eratosthenes dalam menggunakan garis lintang dan bujur, namun petanya
jauh lebih baik daripada peta Eratosthenes. Ptolemaios memperkirakan garis
pantai pesisir Laut Tengah dan Laut Adriatik dan sebagian besar hasilnya benar,
bahkan ke utara sampai sejauh Baltik dan Skandinavia. Asia Barat, Jazirah Arab,
dan Teluk Persia juga cukup akurat. Ptolemaios tidak tahu apa yang ada di
bagian selatan Afrika, dan dia juga tidak mengetahui Samudra Pasifik, Benua
Amerika, ataupun Australia. Gagasannya mengenai India dan Sri Lanka cukup
samar, namun dia telah mengetahui Asia Tenggara, dan hasilnya cukup lumayan.
Peta dunia Ptolemaios.
Di lain pihak, Ptolemaios bisa dibilang salah
mengenai pendapatnya yang lain. Menurutnya Bumi diam sedangkan matahari, bintang
dan bulan bergerak mengelilinginya. Ptolemaios tahu bahwa beberapa astronom
terdahulu, seperti Aristarkhos, berpendapat bahwa Bumi mengelilingi matahari,
namun dia merasa itu tidak mungkin benar. Alih-alih, Ptolemaios mengembangkan
penjelasan untuk pergerakan planet dan berasumsi bahwa semua planet lainnya
bergerak mengelilingi Bumi. Dalam pergerakannya, beberapa planet kadang-kadang
mengubah arah dan bergerak ke arah berlawanan untuk sementara - Ptolemaios
menyebut ini "gerakan mundur". Namun kini terbukti bahwa
planet-planet hanya terlihat bergerak mundur ketika diamati dari Bumi, pada
kenyataanya planet-planet selalu bergerak ke satu arah.
Ptolemaios hidup lebih lama daripada
kebanyakan orang pada masanya, dia meninggal pada usia 83 tahun di Aleksandria.
5. Arsitektur[44]
Akuaduk di Prancis, dibangun sekitar tahun 19
SM.
Seiring kota-kota Romawi menjadi semakin
besar, maka kebutuhan terhadap pasokan air pun bertambah. Saluran pembuangan
dialirkan ke sungai sehingga sungai tidak layak untuk dijadikan sumber air oleh
rakyat Romawi. Akhirnya pemerintah Romawi memutuskan untuk membangun saluran
air dari batu yang sangat panjang dan digunakan untuk mengalirkan air bersih
dari bukit terdekat sampai ke kota. Bangunan ini disebut Akuaduk, dari kata aqua
(air) dan ductus (saluran). Akuaduk pertama dibangun di kota Roma
sebelum kemudian dibangun juga di kota-kota lain. Pada akhirnya, sebagian besar
kota di Romawi punya setidaknya satu Akuaduk, sementara kota besar seperti Roma
bisa punya sampai sepuluh Akuaduk. Akuaduk terus digunakan sampai 400-an M.
Setelah Romawi runtuh, kota-kota di Eropa menjadi lebh kecil, dan pasokan air
didapat dari sumur. Di kota Ostia, bahkan sumur dibuat di tengah jalan raya.
Amfiteater di Arles, Prancis.
Kebanyakan orang lebih sering mendengar
tentang Kolosseum di Roma, namun masih banyak amfiteater lainnya di Kekaisaran
Romawi. Pertarungan-pertarungan gladiator terawal, pada masa Etruska, digelar
di mana saja asalkan di tempat yang rata di dekat bukit, supaya orang-orang
bisa duduk di lereng bukit dan menonton pertarungan yang berlangsung di
bawahnya. Namun tempat seperti itu jarang ada, sehingga pada tahun 300-an SM,
para orang kaya dan pemerintah membangun amfiteater sementara dari kayu bagi
orang-orang untuk duduk, seperti layaknya bukit buatan. Bangunan tersebut
dinamai amfiteater karena terlihat seperti dua teater yang saling berhadapan.
Pada tahun-tahun terkahir masa Republik
Romawi, ada begitu banyak pertarungan gladiator sampai rakyat lelah untuk
membuat amfitater dadakan lalu membongkarnya lagi setelah pertunjukan selesai.
Kota-kota besar mulai membangun amfiteater tetap dari marmer dan batu kapur.
Amfiteater batu pertama di Romawi tidak dibangun di kota Roma tetapi di kota
Pompeii. Amfiteater pertama di kota Roma adalah Kolosseum, dibangun pada tahun
70-an M oleh kaisar Romawi, Vespansianus. Amfiteater terus digunakan sampai
tahun 300-an M. Setelah rakyat Romawi memeluk agama Kristen, pertarungan
gladiator dihentikan karena dulu banyak penyebar agama Kristen yang menjadi
korban gladiator, dan juga karena pertarungan gladiator diselenggarakan untuk
memuja para dewa. Namun amfiteater terus digunakan.
|
Kolosseum.
Ketika Vespasianus menjadi kaisar pada tahun 69 SM, dia
ingin menunjukkan bahwa dia peduli pada rakyat, jadi dia meruntuhkan sebagian
dari Istana Emas Nero dan menjadikan lahannya sebagai taman umum. Vespasianus
juga membangun sebuah amfiteater baru. Amfiteater ini dibangun dari beton,
marmer, dan batu kapur. Amfiteater ini dulu diberi nama Amfiteater Vespasianus,
tapi kini dikenal sebagai Kolosseum, karena di dekatnya ada patung Nero yang
disebut Kolossus. Kolosseum sangatlah terenal di Romawi.
Di Kolosseum, orang-orang duduk dan menyaksikan
pertunjukkan. Yang diperlihatkan biasanya adalah pertarungan manusia melawan
manusia dan manusia melawan hewan. Di bagian bawah lantainya ada ruangan besar untuk
menyimpan hewan, peralatan, dan berbagai benda untuk pertunjukan. Kini sebagian
kursinya telah hilang, dan lantainya juga sudah tidak ada.
Setelah kaisar Romawi Augustus berhasil
menguasai Romawi melalui perang saudara pada masa akhir Republik Romawi,
sekitar 30 SM, dia membangun Altar Perdamaian (Ara Pacis). Dia membangunnya
untuk menunjukkan bahwa peperangan sudah berakhir.
Augustus sangat tertarik pada seni Yunani.
Dia ingin menunjukkan betapa tingginya peradaban Romawi dengan cara mengambil
gaya seni Yunani dan mengembangkannya menjadi gaya tersendiri. Salah satu
hasilnya adalah Ara Pacis, yang dekorasinya mirip dengan dekorasi kuil
Parthenon di Yunani.
|
Basilika Constantinus.
Jika orang Romawi ingin melakukan kegiatan
kelompok, mereka biasanya berkumpul di basilika. Bagian dalam basilika sedikit
banyak mirip dengan gereja Kristen atau katedral abad pertengahan; ada ruangan
besar dengan tiang-tiang untuk membentuk gang-gang. Kadang ada tempat duduk
untuk orang-orang tertentu. Lantai basilika Aemilia dibangun dari berbagai jenis
marmer, yang didatangkan dari Numidia, Mesir, Yunani, dll, untuk menunjukkan
tempat-tempat kekuasaan Romawi.
Beda antara basilika dengan gereja adalah
bahwa pintu masuknya terletak di sisi panjang bangunan.
Sisa-sisa Basilika Maxentius.
Basilika Maxentius adalah bangunan terakhir
yang dibangun di Forum Romawi sebelum kejatuhan Romawi. Basilika ini dibangun
oleh kaisar Maxentius pada awal tahun 300-an M, dan merupakan tempat pertemuan
yang besar. Di sana para pejabat melakukan pengadilan atau mengadakan musyawarah.
Basilika ini memiliki dinding dan atap berkubah yang dibangun dari batu bata
dan beton. Pada tahun 800-an M, Basilika Maxentius rusak diguncang gempa bumi.
|
Ilustrasi Forum Romawi pada masa akhir
Kekaisaran.
Di pusat kota-kota di Romawi biasanya ada
sebuah tempat yang disebut Forum. Tempat ini adalah tempat orang-orang
berkumpul, berbisnis, melakukan jual-beli, bertemu kawan-kawannya, mencari
berita terbaru, atau bersekolah. Biasanya Forum memiliki jalan yang dilapisi
batu. Di sekitarnya ada bangunan-bangunan penting; kuil, basilika, dan
kadang-kadang pertokoan. Di beberapa kota, Forum meiliki mimbar tempat
berpidato. Mimbar ini disebut Rostra. Ciri lain forum adalah adanya peristylum.
Forum terpenting di Romawi ada di kta Roma.
Orang-orang mulai berkumpul di foum Roma sekitar tahun 500 SM, pada masa
pendirian Republik Romawi. Di dekatnya kemudian dibangun gedung senat, kuil,
pelengkung kejayaan, dan basilika. Pada masa Julius Caesar, tempat ini sangat
penuh sesak, jadi Caesar membangun forum baru di seberang forum lama. Di
ujungnya ada kuil dan di dekatnya ada pertokoan. Forum Caesar juga memiliki
jalan yang dilapisi batu kapur. Tapi rakyat Roma semakin lama semakin banyak
sehingga perlu dibangun lagi forum baru, dan kaisar Augustus pun membangun
forum baru di dekat forum Caesar.
• Insula
Insul di Ostia Antica, dibangun sekitar awal
abad ke-2 M.
Di kota-kota besar, banyak orang Romawi yang
tinggal di bangunan apartemen yang disebut Insula. Pada tahun 100-an M, ada hampir
50.000 bangunan apartemen di Roma, sementara rumah pribadi berjumlah kurang
dari 2000. Pada awalnya insula dibangun dari kayu dan terdiri dari tiga atau
empat lantai. Di kemudian hari, karena kayu mudah terbakar, insula pun dibangun
dari batu bata.
• Istana (Domitianus - Nero)
Istana Domitianus.
Istana Domitianus dibangun dari batu bata dan
beton, dan indingnya dilapisi marmer. Istana ini memiliki tiga area utama.
Halaman umum adalah tempat kasiar menemui utusan dari neagra lain, atau
berpidato, atau menggelar pesta. Halaman umum dikelilingi oleh banyak ruangan.
Area kedua adalah ruang tahta yang berukuran sangat luas, dan yang ketiga
adalah ruang makan. Selain itu ada banyak ruang pertemuan di sekitarnya.
|
Bagian dalam Istana Emas Nero.
Setelah terjadi Kebakaran Besar di kota Roma
pada tahun 64 SM, banyak lahan-lahan yang menjadi kosong. Kaisar Nero
memanfaatkan lahan-lahan kosong itu untuk membangun sebuah istana di pusat kota
Roma. Dia menyebutnya Istana Emas (Domus Aurea). Istana Emas digambarkan oleh
Suetonius dalam tulisannya. Kini reruntuhan Istana Emas sudah berhasil digali.
Istana Emas adalah bangunan yang sangat
mewah. Di dalamnya ada ruang makan berdinding delapan dengan atap berlukiskan
bulan dan bintang. Atap itu dapat dibuka sehingga pemandangan lanngit dapat
dilihat dari sana. Di depan Istana Emas, ada patung kaisar Nero yang dilapisi
emas. Patung itu disebut Colossus.
Kuil Hercules di kota Roma.
Seperti bangsa Mesir, Asia Barat, Kartago,
Yunani, dan Etruska, bangsa Romawi juga membangun banyak kuil untuk dewa-dewa
mereka. Salah satu bangunan tertua di kota Roma adalah kuil Capitolina, yang
didirikan di puncak Bukit Capitolina pada masa peemrintahan para raja. Itu
adalah kuil untuk tiga dewa, Jupiter, Juno, dan Minerva. Namun kuil itu kini
sudah hancur, dan hanya sedikit fondasinya yang masih tersisa.
Pada periode Republik (500-1 SM), jenderal
Romawi membangun ratusan kuil di kota Roma. Kuil-kuil ini terutama dibangun
sebagai rasa sukur atas kemenangan yang diraih dalam pertempuran. Kuil-kuil itu
dibangun di sepanjang Via Sacra (Jalan Suci) yang dilalui oleh para jenderal
ketika mereka kembali ke Roma untuk mereyakan kemenangan. Lagi-lagi, sebagian
besar dari kuil-kuil itu kini telah hancur.
|
Reruntuhan kuil Castor dan Pollux.
Kuil Castor dan Pollux ada di ujung Forum
Romawi, di dekat Pelengkung Septimius Severus. Dalam pertempuran Danau Regillus
melawan pasukan Etruska pada 496 SM, beberapa prajurit berkata bahwa mereka
telah melihat dua dewa kembar Castor dan Pollux. Kedua dewa itu membantu
pasukan Romawi. Setelah menang dalam pertempuran itu, rakyat Romawi memutuskan
untuk membangun sebuah kuil untuk kedua dewa itu. Kuil itu selesai dibangun
pada tahun 494 SM pada awal masa Republik. Kuil itu dipugar lagi pada tahun 117
SM dan 73 SM.
Pada akhirnya Kuil Castor dan Pollux
mengalami kebakaran dan hancur. Pada tahun 6 SM, kaisar Tiberius membangunnya
lagi dengan arsitektur bergaya Korinthos. Kuil itu dipakai sebagai tempat
penyimpanan harta kekaisaran. Setelah Romawi runtuh, banyak bagian dari kuil
itu diambil untuk dipakai pada bangunan lain hingga tinggal tiga tiang saja
yang tersisa. Ketiganya runtuh saat terjadi gempa bumi. Kini ketiga tiang itu
sudah dipugar kembali.
|
Pantheon Hadrianus.
Sekitar tahun 10 SM pada masa kaisar
Augustus, seorang jenderal bernama Agrippa membangun sebuah kuil di pusat kota
Roma. Kuil ini disebut Pantheon dan diperuntukkan bagi semua dewa. Pada tahun
80 M, pada masa kaisar Titus, kuil ini hangus terbakar. kaisar Domitianus
membangun kembali kuil ini dan di kemudian hari bangunan ini kagi-lagi terbakar
habis. Sekitar tahun 120 SM, kaisar Hadrianus membangun lagi kuil ini. Di
bagian pintunya, dia membuat tulisan bahwa Agrippa yang membangun kuil ini
sebgai penghormatan kepada Agrippa. Kuil hasil renovasi Hadrianus ini terus
bertahan hingga masa kini.
Pantheon dibangun dengan gaya Yunani, di
bagian depannya ada empat tiang dan di bagian atasnya ada pedimen. Atap
Pantheon adalah sebuah kubah yang sangat besar, kubah terbesar pada masa
Romawi, dengan diameter 43 meter, dan jaraknya dari lantai ke puncak kubah juga
43 meter. Untuk menopang kubah in, dinding Pantheon dibangun dari batu bata dan
beton dengan tebal enam meter. Di puncak kubah, ada sebuah lubang yang disebut
oculus. Kaisar Phocas memberikan Pantheon pada Paus pada 609 M, yang kemudian
menjadikann sebagai gereja.
Pasar Trajanus.
Kaisar
Trajanus membangun forum baru sekitar tahun 100 M.
Dalam forum, ada dua perpustakaan (satu untuk
buku-buku Yunani dan satu untuk buku-buku Latin). Di antara dua perpustakaan
itu, berdiri Tiang Trajanus. Apollodoros, arstitek Romawi, membuat suatu
inovasi dalam kompleks pertokoan ini. Dia membangun suatu mal (pusat
perbelanjaan) yang megah.
• Pelengkung (Constantinus - Septimius Severus
- Titus)
Pelengkung Constantinus.
Setelah Constantinus membunuh Maxentius dalam
pertempuran di Jembatan Milvianus pada tahun 312 M, dia berarak dengan jaya
menuju kota Roma. Untuk mengabadikan kemenangannya, Constantinus memutuskan
untuk membangun sebuah pelengkung kejayaan. Di bagian atas pelengkunya, ditulis
inskripsi yang ditujukkan untuk dewa, tapi tidak jelas dewa yang mana, bisa
jadi dewa Yupiter tapi bisa juga Tuhan Kristen. Di bagian bawahnya, ada ukiran
yang menggambarkan pertempuran Constantinus
Pelengkung Septimus Severus.
Septimius Severus adalah kaisar Romawi
sekitar 200 M yang memutuskan untuk membangun pelengkung kejayaan di forum
Romawi untuk mengabadikan kemenangan militernya melawan pasukan Parthia di
timur Romawi. Pelengkung Severus dibangun di dekat gedung Senat. Pelengkung ini
memiliki gaya yang berbeda dengan pelengkung Titus, ukirannya tidak terdapat di
bagian dalam, tapi di bagian depan dan belakang pelengkung.
Pelengkung Titius.
Pelengkung Titus dibangun di ujung Forum
Romawi pada tahun 80-an M untuk mengenang kemenangan kaisar Titus dalam perang
melawan kaum Yahudi di Israel. Pelengkung ini dibuat dari marmer dan travertin.
Titus sebenarnya sudah meninggal ketika pelengkung ini dibuat. Adiknya,
Domitianus, menjadi kaisar dan ia ingin kakaknya tetap diingat, jadi di
bangunan itu ditulis nama Titus, yang huruf-hurufnya dibuat dari perunggu.
Pemandian umum Romawi di Bath, Inggris.
Orang Romawi biasanya tidak punya kamar mandi
sendiri di rumah mereka, karena sulit memanaskan airnya. Dan orang-orang
tinggal di apartemen yang kecil, seringkali satu keluarga dalam satu ruangan,
jadi mereka tidak punya ruangan untuk kamar amndi atau halaman. Untuk mandi,
mereka harus pergi ke tempat pemandian umum.
Pemandian umum Romawi merupakan tempat
orang-orang berkumpul. Pemandian memiliki kolam renangan dan bak air panas yang
dialiri air dari akuaduk. Tiap kota biasanya memiliki satu pemandian, dan kota
besar kadang punya lebih dari satu. Kamp militer juga punya pemandian.
Pemandian terbesar dan termewah ada di kota Roma.
|
Pemandian umum Caracalla.
Kaisar Romawi sering membangun tempat
pemandian umum supaya rakyat Romawi dapat bersantai. Pemandian terbesar
dibangun oleh kaisar Caracalla sekitar tahun 200 M. Pemandian ini memiliki
halaman dengan banyak kamar ganti. Halaman ini berfungsi untuk berolahraga.
Halaman semacam ini ada dua, masing-masing ada tiap ujung pemandian. Dindingnya
dilapisi marmer dan plesteran dan dihiasi mosaik. Di bagian atasnya ada balkon.
Gedung Senat yang dibangun oleh Caesar.
Senat kota Roma pertama kali melakukan rapat
sekitar tahun 500 SM, dengan dimulainya Republik Romawi. Yang menajdi anggota
Senat adalah para pria terkaya di Romawi. Wanita tidak boleh menjadi anggota
Senat. Gedung Senat dibangun oleh raja Tullius Hostilius bahkan sebelum adanya
Senat. Letaknya di Forum Romawi di dekat tempat-tempat suci supaya para pejabat
Senat selalu merasa dekat dengan dewa.
Di kemudian hari, Gedung Senat dirubuhkan
karena di situ akan dibangun perluasan forum, jadi Julius Caesar pun harus
membangun Gedung Senat yang baru. Julius Caesar dibunuh pada tahun 44 SM.
Setelah gedung baru selesai, keponakan Julius Caesar, Augustus mendedikasikan
gedung baru itu untuk Julius Caesar.
Pada akhir tahun 200-an SM, Gedung Senat
hangus terbakar. Kaisar Diocletianus membangun gedung baru dengan gaya
arsitektur terbaru di Forum Romawi. gedung yang ini masih bertahan hingga masa
modern. Gedung ini dibangun dari batu bata dan dilapisi oleh marmer serta
plesteran, meskipun lapisan luarnya sudah kini tidak ada.
• Tiang (Marcus Aurelius - Trajanus)
Tiang Marcus Aurelius.
Tiang Marcus Aurelius sebenarnya tidak
dibangun oleh kaisar Marcus Aurelius, melainkan oleh putranya Commodus, sekitar
tahun 180-190 M. Commodus ingin mengabadikan kemenangan ayahnya dalam perang
melawan suku Marcommani di utara Romawi (Swiss modern).
|
Tiang Trajanus.
Tiang Trajanus dibangun tidak lama setelah
tahun 100 M untuk mengabadikan kemenangan Trajanus dalam perang melawan Dacia (Rumania
modern). Tiang Trajanus berdiri di Forum Trajanus di kota Roma, di dekat Pasar
Trajanus dan Forum Roma lama. Tiang ini seluruhnya diukir dengan ukiran yang
menggambarkan para prajurit yang sedang bertempur. Diperlihatkan tentara Romawi
yang menyeberangi sungai Danube menggunakan perahu dengan dayung
Vomitorium adalah lorong atau jalur di teater
atau amfiteater Romawi. Vomitorium digunakan sebagai jalan bagi orang-orang
untuk masuk ke dalam bangunan ke bagian tempat duduk dan juga digunakan untuk
keluar setelah pertunjukan selesai.
6. Filsafat[45]
Selain sebagai salah seorang politisi terkuat
di Romawi, Cicero juga menulis beberapa buku mengenai filsafat. Cicero hidup
pada masa yang sama dengan Lucretius, tidak lama setelah Romawi menaklukan
Yunani, dan kedua membaca filsafat Yunani dan menerjemahkannya ke dalam bahasa
Latin untuk dibaca oleh orang Romawi lainnya. Dalam prosesnya, mereka juga
memasukkan gagasan-gagasan mereka sendiri. Lucretius mengikuti aliran
Epikurean, sedangkan Cicero mengikuti filsafat Stoik. Cicero ikut memberikan
ide-idenya sendiri ke dalam Stoik. Dalam bukunya, "Dalam Tugas", Dia
adalah salah seorang filsuf pertama yang mengeluarkan gagasan bahwa setiap
orang memiliki tugas moral untuk memberikan keadilan bagi semua orang - semua
manusia - tidak peduli apakah mereka orang Romawi atau bukan, dan tidak peduli
apa yang sedang terjadi. Gagasan penting Cicero adalah bahwa setiap orang
memiliki hak karena mereka mereka manusia.
Pada akhirnya musuh Cicero, yaitu Marcus
Antonius, dan sekutunya, Augustus, berhasil mengambil alih kekuasaan atas
Romawi, dan mereka menghukum mati Cicero pada tahun 43 SM, hanya setahun
setelah pembunuhan Julius Caesar Cicero berusia 63 tahun ketika meninggal.
Tidak seperti Lucretius, Cicero dinyatakan baik oleh Gereja Kristen, sehingga
anak-anak Kristen diperbolehkan untuk mmembaca karya-karya Cicero pada Abad
Pertengahan.
Lucretius lahir sekitar tahun 99 BC pada masa
akhir Republik Romawi. Tidak banyak yang diketahui mengenai kehidupannya, namun
dia diketahui merupakan orang Romawi yang terdidik dan berasal dari keluarga
kaya.
Pada suatu saat, Lucretius tertarik pada
filsafat Epikurean. Seperti pendukung Epikurean lainnya, Lucretius percaya
bahwa bahkan jika para dewa menciptakan dunia, hal-hal alami di dunia -siang
dan malam, cuaca, gerhana, kelahiran - terjadi secara alami, dan tidak diatur
oleh para dewa. Kematian, dalam pemikiran Lucretius, hanyalah akhir dari
kesadaran. Dia sama sekali tidak percaya adanya kehidupan setelah mati.
Kehidupan setelah mati adalah pertanyaan
penting bagi Lucretius karena pada masanya banyak orang di Asia barat dan Mediterania
mulai mempercayai kehidupan setelah mati dengan surga dan neraka. Tidak hanya
Epikurean, tetapi juga para penganut Buddha, Zoroaster, Kristen, para filsuf
Platonis, dan orang-orang Gnostik juga banyak memikirkan kehidupan setelah mati
pada masa ini.
Seperti penganut Epikurean lainnya, Lucretius
juga percaya bahwa segalanya terbuat dari partikel kecil yang disebut atom,
yang saling bergabung dengan cara-cara berbeda untuk membentuk bermacam-macam
benda. Pada masa kini ini terbukti benar. Namun Lucretius tidak memiliki
mikroskop elektron, jadi dia tidak dapat mengetahui kebenaran mengenai atom -
dia hanya mengetahuinya sebagai teori.
Prestasi utama Lucretius adalah bahwa dia
menulis sebuah puisi yang panjang, yaitu Mengenali Benda, tentang filsafat Epikurean
dalam bahasa Latin, yang sebelumnya hanya ditulis dalam bahasa Yunani. Ini
memungkinkan para filsuf Barat yang tidak dapat berbahasa Yunani dapat mengerti
prinsip pemikiran Epikurean.
Lucretius kemungkinan meninggal sekitar tahun
54 SM, ketika Julius Caesar memulai karirnya. Lucretius mati muda, dia hanya
hidup hingga usia 43 tahun.
Plotinos.
Sekitaran waktu Yesus hidup, para filsuf (dan
orang awam) di Aisa Barat dan Kekaisaran Romawi mulai berpikir tentang apa yang
akan terjadi setelah kematian, dan hal ini penting bagi kaum Kristen dan orang
Gonstik. Tidak lama setelah itu, para filsuf Romawi mengembangkan gagasan bahwa
setelah seseorang mati, maka dia akan bergabung menjadi satu dengan Tuhah,
dengan suatu kekuatan ilahi. Para Neoplatonis juga berpikir bahwa segala
sesuatu berasal dari kekuatan ilahi ini, yang kadang-kadang merakea sebut yang Esa.
Para filsuf memperoleh gagasan ini dari ide
Plato dalam bentuk yang lebih sempurna, sehingga disebut pula Neoplatonisme
(Ajaran Plato Baru). Filsuf penting dari aliran ini adalah Plotinos, yang lahir
sekitar tahun 204 M. Plotinos berkata bahwa yang pertama muncul dari yang Esa
adalah angka, yang merupakan hal terdekat pada kesempurnaan. Setelah angka,
muncul bentuk, lalu benda mati, dan kemudian makhluk hidup.
Setelah Plotinos meninggal pada 270 M,
murid-muridnya terus memperdalam gagasan Neoplatonisme. Tapi gagasan mereka
tentang penggabungkan dengan kekuatan ilahi menjadi bercampur dengan gagasan
orang Gnostik tentang sihir, dan dalam beberapa cara Neoplatonisme pada masa
selanjutnya lebih tentang sihir daripada fislafat.
|
7. Agama[46]
Agama bangsa Romawi
Bangda Romawi menganut politeisme. Mereka
menjadikan setiap Tuhan sebagai maifestasi kehidupan dan wujud yang memiliki
kekuatan di luar alam pikiran normal (supranatural). Para tuhan atau Dewa
membantu orang-orang yang beribadah kepada mereka dengan bersembahyang, berdoa,
dan ibadah lainnya.karna itu, bangsa ini membanggun kuil-kuil besar untuk
melaksanakan ritual keagamaan terhadap para dewa.
Masyarakat Romawi meyakini ramalan.
Mempercayai ayam suci dan tatacara menyantapnya, begitu juga hati binatang,
baik bentuk maupun warnanya. Tempat-tempat penyembelihan hewan dibangun
disa,ping tembok rumah mereka. Dalam hal pengobaran api abadi, para pemuka
agama memegang kendali. Menyerahkan keamanan dan penjagaan rumah kepada Dewa
Jenus, Dewa Cahaya dan Keselamatan. Menyembah dewa di dalam kuil.
Kemudian terjadilah pencampuran antara
kepercayaan Yunani dan Romawi. Hal tersebut dapat dilihat pada mayoritas bangsa
Romawi yang terpengaruh bangsa Yunani.
Dewa-dewa Romawi adalah cerminan dari
dewa-dewa Yunani. Perbedaannya hanya dalam hal nama saja.
·
Jupiter
– Zeus
·
Mares –
Ares
·
Juno-Hera
·
Minerya-Athena
·
Venus-Aprodhite
Masyarakat mengadopsi hal tersebut
berdasarkan cerita mitologi Yunani, bukan dari imajinasi mereka. Selain itu
diyakina bahwa ajran dan filsafat Socrates dan yang lainnya telah memengaruhi
mereka sehingga bangsa Romawi selalu menganggap mudah berbagai urusan.
Berikut ini adalah urutan nama-nama dewa
Romawi:
1)
Apollo
2)
Bacchus
3)
Ceres
4)
Diana
5)
Juno
6)
Juventus
7)
Mars
8)
Mercury
9)
Minerva
10) Neptune
11) Venus
12) Vesta
Selain itu masyarakat yunani mempercayai
bahwa Hercules keturunan dewa berwujud manusia. Dia adalah orang yang paling
berjiwa patriot dikalangan masyarakat Romawi. Selain dikultuskan dan diabadikan
setelah kematiannya, dia sesekali disembah.
456 SM, telah berlaku undang-undang tertulis
pertama di Romawi The Law of The Twelve
Tables. Masyarakat Romawi menyembah berhala hingga kedatangan agama
Nasrani. Pada akhirnya, agama ini berhasil menggantikan posisi agama pagan. Hal
tersebut terjadi setelah konflik keduanya berlangsung selama lebih dari 3 abad.
Patung Triad Capitolina
Jupiter adalah pemimpin para dewa Romawi, seperti halnya
Zeus di Yunani. Kemungkinan, keduanya berasal dari satu dewa langit Indo-Eropa.
Nama Jupiter sendiri berasal dari "Ju-pater" (Ju-sang ayah). Di sini
kita bisa melihat bahwa "Ju" pada dasarnya adalah sama dengan
"Zeus".
Bangsa Romawi kadang melihat Jupiter sebagai bagian dari
tga dewa (Jupiter, Juon, dan Minerva). Nampaknya mereka memperoleh konsep ini
dari bangsa Etruska. Banyak kuil Etruska dan Romawi didirikan untuk memuja
ketiga dewa ini bersama-sama. Juno adalah istri Jupiter, seperti halnya Hera,
istri Zeus, di Yunani. Sementara Minerva adalah putri Jupiter, dan
diasosiasikan dengan Athena, yang merupakan putra Zeus, di Yunani.
Kelompok tiga dewa ini disebut Triad Capitolina.
• Dioscuri
Castor dan Pollux aslinya adalah dewa Yunani, namun
ketika Romawi bertempur melawan Etruska pada 496 SM, para prajurit Romawi
melihat citra Castor dan Pollux ikut bertempur di pihak Romawi. Romawi akhirnya
menang dan sejak itu bangsa Romawi terus berusaha suapaya Castor dan Pollux
tetap mmebantu mereka. Orang Romawi membangun kuil yang indah untuk Castor dan
Pollux supaya kedua dewa itu betah berada di Romawi. Castor dan Pollux pun
akhirnya menjadi dewa Romawi.
Castor dan Pollux adalah kembar, putra Leda, dan saudara
Helena dari Troya dan Klitemnestra. Dalam beberapa versi, Castor dan Pollux
adalah putra Jupiter sehingga mereka berdua abadi. Dalam versi lainnya, Pollux
abadi sedangkan Castor tidak.
• Venus
Patung perunggu Venus
Venus adalah dewi cinta dan kesuburan. Orang
Romawi memberi persembahan padanya jika mereka ingin punya bayi, atau supaya
dicintai oleh orang idaman mereka. Dalam kepercayaan Romawi, Venus sangatlah
mirip dengan dewi Afrodit, dewi cinta dari Yunani.
Pemujaan pemimpin
Pompeius
Jenderal Romawi Pompeius, ketika menaklukan Asia Barat
sekitar 50 SM, merasa malu ketika menyadari bahwa orang-orang di sana
menyembahnya sebagai dewa. Mereka berdatangan dari kota untuk berdoa padanya,
bersujud di depannya, membuat patungnya dan menaruhnya di kuil, serta melakukan
persembahan untuknya. Ketika Pompeius bertanya, mereka menjawab bahwa mereka
sudah biasa menyembah penguasa sejak masa Aleksander Agung, sekitar 300 tahun
sebelumnya.
Setelah Pompeius terbunuh dan Augustus berkuasa, Augustus
membiarkan pemujaan kaisar berlanjut, sehingga orang-orang di Asia Barat dan
Mesir terus menyembah kaisar Romawi sebagai dewa sampai nantinya mereka
dikristenkan pada 300 M. Pada kenyataannya, penyembahan kaisar adalah salah
satu tradisi pagan yang paling sulit dihilangkan dan baru benar-benar berhenti
pada 400 M.
Kita mungkin akan merasa heran pada orang-orang yang
menyembah manusia sebagai dewa, namun sebenarnya praktik ini tidak seaneh itu.
Bangsa Romawi menyembah banyak dewa, beberapa dewa lebih kuat dari beberapa
yang lain. Selain itu, banyak pula dewa yang kurang berkuasa. Karena itu kaisar
dipercaya bisa mencapai derajat dewa. Bagi rakyat jelata, kaisar sama jauhnya
dengan para dewa, kaisar sulit ditemui dan tidak sembarang orang bisa bertemu
atau berbicara dengannya. Kaisar juga berkuasa, dia bisa mengirim makanan jika
rakyat menderita kelaparan, dia bisa membangun kanal jika dibutuhkan, dia bisa
membuat seluruh kota dihancurkan jika mau. Pada kenyataannya, dia melakukan
semua hal tersebut lebih sering daripada para dewa. Karena itulah orang-orang
menyembahnya.
Yahudi, Nashrani dan
Islam
Yahudi
·
Dibawah
kekuasaan Romawi (1 abad SM)
·
Pemberontakan
pertama (66 M)
·
Pemberontakan
kedua
Nasrahni
·
Priode
pengejaran (0-325 M)
·
Priode
pengakuan (325-396 M)
·
Perpecahan
kerajaan Romawi (395 M)
Islam
·
Diperkirakan
pertemuan antara Romawi Timur dan Islam pada tahun 634 M. ketika Pertempuran
Busrah terjadi dalam rangka perebutan kota yang juga merupakan
ibukota dari kerajaan Ghassan (dibawah kekuasaan kekaisaran Romawi
Timur).
Pengepungan kota memakan waktu satu bulan lamanya yaitu mulai bulan Juni hingga
Juli 634 M. Kota Busrah adalah kota penting pertama di Suriah yang jatuh ke tangan kaum muslimin.[47]
Hari-hari besar
Sejarah Tahun Baru 1 Januari
Dalam buka The World Book Encyclopedia tahun 1984, volume
14, halaman 237.
“The Roman ruler Julius Caesar established January 1 as
New Year’s Day in 46 BC. The Romans dedicated this day to Janus , the god of
gates, doors, and beginnings. The month of January was named after Janus, who
had two faces – one looking forward and the other looking backward.”
Artinya kurang lebih begini :
“Penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari
sebagai hari permulaan tahun baru semenjak abad ke 46 SM. Orang Romawi
mempersembahkan hari ini (1 Januari) kepada Janus, dewa segala gerbang,
pintu-pintu, dan permulaan (waktu). Bulan Januari diambil dari nama Janus
sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah – sebuah wajahnya menghadap ke
(masa) depan dan sebuahnya lagi menghadap ke (masa) lalu.”
Sosok dewa Janus dalam mitologi Romawi
Dewa Janus sendiri adalah sesembahan kaum Pagan Romawi,
dan pada peradaban sebelumnya di Yunani telah disembah sosok yang sama bernama
dewa Chronos. Sejarah pelestarian budaya Pagan (penyembahan berhala) sudah ada
semenjak zaman Hermaic (3600 SM) di Yunani.
Bulan Januari (bulannya Janus) juga ditetapkan setelah
Desember dikarenakan Desember adalah pusat Winter Soltice, yaitu hari-hari
dimana kaum pagan penyembah Matahari merayakan ritual mereka saat musim dingin.
Pertengahan Winter Soltice jatuh pada tanggal 25 Desember, dan inilah salah
satu dari sekian banyak pengaruh Pagan pada budaya Kristen selain penggunaan lambang salib. Tanggal 1 Januari sendiri adalah
seminggu setelah pertengahan Winter Soltice, yang juga termasuk dalam bagian
ritual dan perayaan Winter Soltice dalam Paganisme.
Kaum Pagan sendiri biasa merayakan tahun baru mereka (atau
Hari Janus) dengan mengitari api unggun, menyalakan kembang api, dan bernyanyi
bersama. Kaum Pagan di beberapa tempat di Eropa juga menandainya dengan memukul
lonceng atau meniup terompet.
Sejarah perayaan
Valentine
Tradisi Roma kuno. Lama sebelum Kristianity dinyatakan sebagai agama
resmi kerajaan Romawi[48] oleh kaisar Contantine (313-337 AD), tanggal 14 dan 15 adalah hari besar
orang Romawi, perayaan besar ini dikenal dengan nama Lupercalia. Perayaan
ini sangat populer bahkan sampai abad ke lima AD – sedikitnya 150 tahun setelah
pernyataan Constantine tersebut.
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara penyucian
dan kesuburan di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama
dipersembahkan untuk dewi mabuk-cinta (queen of feverish love) Juno Februata (dari mana kata bulan Febuari berasal)[49].
Dipercayai juga sebagai perayaan menghormati berhala Lupercus/ Lupercal[50] dan Faunus,[51]
juga Romulus dan Remus, yang terakhir menurut dongeng Roma adalah pendiri kota
Roma kuno.
Pada hari perayaan tersebut, rakyat berkumpul di sebuah
tempat ibadah, di mana wanita-wanita muda menulis nama-nama mereka, menaruhnya
di kotak undian. Para pria mengambil nama-nama tersebut. Mereka akan menjadi
pasangan selama perayaan tersebut bahkan bisa terus sampai perayaan tahun
berikutnya. Tanggal 15 Februarinya, para imam (disebut Luperci) melakukan
korban sembelihan binatang kambing dan anjing untuk meminta perlindungan dewa
Lupercalia / Lupercus (berbentuk srigala). Ibadah pengorbanan ini terjadi di
depan Porta
Romana, sisi
barat dari bukit Palatine, dimana terdapat goa Lupercus. Kulit
dari binatang korban ini kemudian dibuat sebagai pecut-pecut atau tali-tali
pemukul untuk ibadah kesuburan kandungan. Dua pria berpakaian minim akan
berlari-lari di jalan kota tua Palatine dengan pecut-pecut di tangan mereka,
dan para wanita, – dan ternak juga dibawa ke jalan – akan sengaja berdiri di
jalan yang akan dilewati pemuda tersebut untuk mendapat ’sabetan’ (sentuhan
berkat), dipercayai bahwa janin mereka akan menjadi subur dengan sentuhan tali
kulit tersebut.
Perayaan dan ibadah Lupercalia yang terkenal ini tetap
hidup sampai akhir pemerintahan Anastasius I (491-518 AD). Namun di akhir abad kelima, 498 AD, Paus Gelasius memutuskan merubah perayaan Eve of Lupercalia (14 Febuari; satu hari sebelum puncak
perayaan Lupercalia) menjadi hari St. Valentine; perayaan kawin kontrak dan kesuburan menjadi perayaan hari orang kudus
Roma Katolik.
8. Hiburan[52]
Patung seorang perempuan Romawi yang sedang
bermain astragaloi.
Bangsa Romawi memainkan banyak permainan yang
mirip dengan permainan tradisional pada masa kini, kecuali permainan kartu,
yang baru ditemukan pada akhir Abad Pertengahan, dan catur, yang diperkenalkan
ke Eropa dari India oleh kaum Muslim sekitar tahun 1000 Masehi. Permainan yang
paling umum barangkali adalah permainan dadu, yang dimainkan dengan cara
melemparkan dadu sambil bertaruh mengenai hasil yang akan ditunjukkan oleh dadu
tersebut. Biasanya permainan ini adalah permainan judi, akan tetapi, bangsa
Romawi juga memainkan permainan kelereng dan astragaloi.
• Tontonan
Pertarungan Gladiator
Gladiator
Bangsa Romawi senang melihat orang lain mati. Mereka
menganggapnya sebagai hiburan yang menyenangkan, seperti ketika kita melihat
film aksi di televisi atau bioskop. Bangsa Romawi juga menganggap bahwa para
dewa juga menyukai pertarungan gladiator, karena itu menonton pertarungan juga
memiliki nilai religius, selain juga menyenangkan. Banyak orang Romawi yang
pergi ke amfiteater besar (seperti stadion sepak bola di masa kini) untuk
melihat pertarungan profesional. Para pengunjung datang di pagi hari, membayar
tiket, lalu menempati tempat duduk. Kadangkala semua tempat duduk gratis, jika
ada orang kaya yang membayar untuk keseluruhan acara. Di lain waktu, pengunjung
harus membayar, dan tempat duduk yang bagus tarifnya lebih mahal daripada
tempat duduk jelek. Di tempat duduk yang jelek, biasanya susah untuk melihat ke
arena dan ditempati oleh orang miskin.
Balap kereta perang
Selain gladiator, bangsa Romawi juga senang menonton
balap kereta perang. Balapan juga sering disertai dengan taruhan dan perjudian
mengenai siapa yang bakal menang. Balapan kereta perang ada di seluruh
Kekaisaran Romawi dan dilangsungkan di jalur balapan khusus yang disebut sirkus.
Kebanyakan kota besar memiliki sirkus. Kereta perang dikendarai oleh sais
(pengendara) profesional, dan kadang oleh budak. Jika sering menang, seorang
sais bisa menjadi terkenal dan kaya raya, resikonya juga besar. Dalam balapan
kereta perang, sering terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kematian sais dan
atau kudanya.
9. Kuliner[53]
Makanan orang kaya
Daging dan sayuran di Romawi
Orang kaya kadang memakan lidah merak.
Masakan lainnya adalah ayam yang dimasukkan ke dalam seekor bebek, lalu bebek
itu dimasukkan ke dalam seekor angsa, lalu angsa itu dimasukkan ke dalam seekor
babi, lalu babi itu dimasukkan ke dalam seekor sapi, dan keseluruhan daging
tersebut dimasak. Kadang-kadang orang kaya menyuruh budak-budaknya untuk pergi
ke gunung dekat kota Roma untuk mengambil salju sehingga makanan tertentu bisa
tetap didinginkan tanpa kulkas.
Orang miskin yang tinggal di sekitar Laut
Mediterania harus memakan tanaman yang tumbuh di daerah yang kering, dan
tanahnya sendiri tidak terlalu sebur. Tiga olahan tanaman yang paling banyak
dikonsumsi di sana adalah: gandum dan jelai (diolah menjadi bir, bubur, roti,
dan sup), minyak zaitun (diolah menjadi roti atau sebagai tambahan pada
sayuran), dan anggur (diolah menjadi minuman anggur, cuka, dan kismis). Mereka
juga menanam kacang dan berbagai jenis sayur dan buah.
10. Lainnya
Seorang pria Romawi memakai toga.
Pria dan wanita Romawi, seperti halnya orang India-Eropa
lainnya, memakai lembaran wol yang besar untuk menutupi badan mereka. Setelah
mereka bertemu dengan orang Yunani dan Mesir, sekitar 200 SM, mereka mulai
mengenakan tunik linen (seperti kaos) di bawah jubah wol, yang ternyata jauh
lebih nyaman.Untuk melindungi kaki, orang Romawi menggunakan sandal kulit, atau
sepatu bot kuilt pada musim dingin.
• Rumah
Bagian atrium dari sebuah domus di kota
Pompeii. Domus adalah rumah mewah yang biasanya ditempati oleh orang Romawi
yang kaya.
Kebanyakan orang di Kekaisaran Romawi tinggal
bersama seluruh keluarga mereka dalam satu ruangan dari semacam rumah. Rumah-rumah
dibangun sekitar dua atau tiga sisi halaman, dengan tinggi satu atau dua
lantai. Sisi lain halaman memiliki tembok tinggi untuk melindungi dari pencuri.
Orang Romawi mempergunakan halaman untuk memasak, serta sebagai tempat
anak-anak bermain. Rumah-rumah biasanya dibangun dari bata-lumpur, dengan atap
datar. Orang miskin yang tinggal di kota kadang tinggal di rumah jenis ini,
namun lebih banyak yang tinggal di rumah bata atau kayu tinggi yang disebut
insula, tanpa halaman.
Panorama reruntuhan Roma.
Kota Romawi memliki lingkungan yang sangat
menguntungkan bagi penduduknya, sehingga kota ini menjadi penting untuk bangsa
Romawi. Kota Roma terletak di temat yang mudah untuk menyeberangi sungai Tiber,
sehingga kota Roma merupakan lokasi alami untuk jalan utara-selatan di Italia.
Kita bisa menyeberangi sungai Tiber di Roma dikarenakan adanya sebuah pulau di
sana. Juga ada sumber garam di dekat kota Roma, dan pada masa kuno, garam
sangatlah berharga. Selain itu, kota Roma menjadi tempat transit untuk perahu
yang melalui sungai Tiber.
• Ekonomi
Jalur perdagangn Romawi tahun 180 M.
·
Petani, ( menanam gandum, barley, zaitun, anggur,
apel, bawang, dan seledri)
·
Bangsa Romawi juga melakukan perdagangan
dengan bangsa-bangsa lainnya. Mereka menyeberangi Laut Tengah untuk membeli
papirus dari Mesir, kaca dari Fenisia, daging babi dan garam dari Austria,
timah dari Inggris, saus ikan, alat masak, dan piring dari Afrika Utara, dan
minyak zaitun dari Spanyol. Bahkan petani biasa mampu membeli banyak dari
benda-benda tersebut. Beberapa pedagang bahkan pergi lebih jauh, ke Samudra
Hindia atau menyebrangi Asia Barat, untuk berdagang dengan orang india dan
memperoleh kapas, kayu manis, bumbu-bumbu, dan bahkan sutra yang datang dari
Tiongkok. Benda-benda ini tergolong mahal dan hanya mampu dibeli oleh golongan
orang kaya.
|
Senat Romawi.
Sejak 500 SM sampai mendekati 1500 M, selama
dua ribu tahun, pemerintahan Romawi kurang lebih memakai sistem yang sama,
dengan kata lain, tidak banyak terjadi perubahan, meskipun perubahan itu tetap
ada seiring waktu.
1.Pada awalnya, Romawi dipimpin oleh raja
yang dibantu oleh senat. Ketika Republik Romawi pertama kali didirkan pada 500
SM, raja diganti oleh dua orang yang disebut konsul, sedangkan senat tetap ada.
Konsul dibantu oleh senat sebagai dewan penasihat. Senat terdiri dari
keluarga-keluarga kaya di Romawi. Perempuan tidak diperbolehkan menjadi anggota
senat. Jabatan senator (anggota senat) merupakan jabatan seumur hidup.
Kebanyakan konsul pada akhirnya bergabung dengan senat, dan kebanyakan senator
memiliki ayah atau kakek yang dulunya juga menjabat di senat. Para konsul
sering melaksanakan apa yang diusulkan oleh senat.
2.Ada juga prefek di Romawi, mereka bertugas
mengurusi kota, beberapa mengadili kasus, beberapa yang lainnya mengatur pasar
atau pelabuhan. Selain itu, ada
3.Tribunus, yaitu orang-orang di senat yang
mewakili rakyat miskin. Tribunus dipilih oleh Majelis. Tribunus berhak memveto
keputusan senat yang berkenaan dengan rakyat miskin. Sementara Majelis adalah
kumpulan yang terdiri dari para pria dewasa dan merdeka di Romawi. Mereka
berhak memberikan suara jika dimintai oleh konsul, mislnya harus pergi
berperang atau tidak. Majelis juga memilih konsul, prefek, dan senator. Namun
Majelis sudah diatur sedemikian rupa sehingga orang kaya bisa lebih bnyak
memilih daripada orang miskin. Baik prefek, Tribunus, atau Majelis hanya boleh
diisi oleh laki-laki.
Setelah Romawi menaklukan berbagai daerah
yang jauh dari kota Roma, mereka pun menerapkan sistem provinsi.
4. provinsi dipimpin oleh gubernur. Gubernur
memegang kendali atas pasukan di provinsinya. Gubernur biasanya berasal dari
kalangan jenderal.
Menjelang tahun 50 SM, yakni masanya Julius
Caesar, jenderal-jenderal ini mulai mengambil alih pemerintahan dan mengabaikan
senat serta konsul. Mereka bisa melakukannya karena memiliki pasukan.
Augustus, pada 31 SM, adalah salah satu
jenderal ini. Dia berhasil mendirikan suatu sistem baru. Lembaga senat dan
jabatan konsul tetap disteruskan namun Augustus menjadikan dirina memiliki
kekuasaan tertinggi. Dia berhasil membuat senat menjadikannya dirinya sebagai
Tribunus, sehingga Augustus bisa memveto keputusan senat yang tidak dia sukai.
Augustus juga memegang kendali atas pasukan sehingga dia bisa menyingkirkan
orang yang menghalangi jalannya.
Sistem ini, yaitu Romawi dipimpin oleh kaisar
namun senat dan konsul tetap ada, terus berjalan selama 1500 tahun sampai
akhirnya Romawi runtuh.
• Militer
Romawi (bersama beberapa negara-kota di
Yunani) adalah salah satu bangsa pertama yang di dunia yang membayar gaji rutin
pada para tentara. Dengan begitu, pasukan bisa menjadi pasukan purnawaktu dan
berjuang secara penuh, bukan hanya berjuang ketika sedang tidak mengurus
ladang. Aawalnya, Romawi memiliki tentara paruh waktu seperti negara-negara
lainnya, namun sejak 100 SM, di bawah Marius, tentara Romawi dibayar untuk
berjuang sepanjang tahun. Karena itu, para tentara lebih sering berlatih dan
menjadi pasukan yang lebih tangguh.
Sejak tahun 400-an M, kaisar Romawi di
Kekaisaran Romawi Barat tidak lagi mempunyai cukup uang untuk menggaji para
prajurit, akibatnya para prajurit pun melakukan hal-hal lain, misalnya bertani,
atau berperang demi pasukan lainnya. Militer Romawi lambat laun melemah, dan
kaum Visigoth dan Ostrogoth pun berhasil meruntuhkan Romawi.
• Seni
Seni Romawi berkembang dari seni bangsa Etruska,
karenanya pada masa awal, seni Romawi sangat mirip dengan seni Etruska. Maka
dari itu, seni Romawi juga berhubungan erat dengan seni Yunani. Romawi baru
memiliki seni dengan ciri khas sendiri sejak sekitar tahun 500 SM dengan
berdirinya Republik Romawi. Bangsa Yunani lebih tertarik pada konsep yang
ideal, yaitu makhluk-makhluk yang indah dan sempurna, sedangkan bangsa Romawi
lebih tertarik pada realitas. Bangsa Romawi senang membuat patung yang
menggamabarkan tokoh tertentu dengan sangat mirip dan realistis.
Tembikar
Tembikar Romawi diawali dengan meniru gaya tembikar
Etruska, namun kemudian berkembang dengan gayanya sendiri. Secara umum,
tembikar di Italia cenderung memiliki satu warna dan dekorasinya pun dicetak,
tidak seperti tembikar Yunani yang hiasannya dilukis. Pada masa republik,
kebanyakan tembikar dibuat di dekat tempat tembikar tersebut akan digunakan.
Namun pada masa kekaisaran, mulai berdiri pabrik-pabrik tembikar, yang
memproduksi tembikar untuk kemudian dijual ke berbagai tempat. Ada beberapa
pabrik di Italia, di dekat kota yang disebut Arezzo, dan beberapa lainnya di
Prancis selatan. Tembikar jenis ini disebur tembikar Arretine.
Tahun-tahun penting
800 SM peradaban Etruscan muncul
(kerajaan 753-509)
753 SM tanggal tradisional
pendirian Roma
509 SM Republik Roma didirikan
(republic romawi 509-27)
496 SM Bangsa Romawi mengalahkan
bangsa Latin dalam pertempuran di Danau Regillus
493 SM persekutauan Romawi-Latin
, yang memerangi bangsa Etruskan
400 SM Runtuhnya Etrusia
390 SM kota Roma dijarah oleh
bangsa celtik
306 SM bangsa Romawi mengalahkan
bangsa Etruskan
300 SM Ekspansi bangsa Romawi
untuk menguasai Italia
200 SM perkembangan seni,
arsitektur, dan kesusastraan Romawi klasik
264-202 SM perang punik dan jatuhnya
Kartago
146 SM Bangsa Romawi merebut
Yunani
103 SM pemberontakan budak di
Roma
91 SM perang antara Roma dan kota-kota di
Italia
88 SM perang saudara di Roma
50 SM Caesar menaklukkan Prancis
30 SM penyair Virgil dan sejarawan Livy
berkarya
49-31 SM perang sodara diantara para Jendral yang
saling bersaing
27 SM Oktavianus, berakhirnya republic,
berkembangnya kekaisaran
Kekaisaran Romawi
(27SM-475 M)
64 M mulainya
penindasan terhadap orang Kristen di roma dimasa pemerintahan Kaisar Nero (juga
pada 303-311 M)
100 M kekaisaran
mencapai puncak kejayaan
160 M wabah penyakit dan krisis membuat
jumlah penduduk dan pedagang merosot
165-167 M wabah penyakit melanda kekaisaran Romawi
167-180 M perang Marcomanni melawan orang barber
pertama
200 M jaringan jalan raya kekaisaran di
selesaikan
212 M kewarganegaraan Roma diberikan
kepada seluruh penduduk kekaisaran
250 M penyembahan terhadap kaisar
diwajibkan dibawah pemerintah Decius
260 M serangan oleh bangsa Barbar di
mulai
276 M kaisar Tacitus dibunuh oleh pasukannya
286 M Diolectianus
membagi kekaisaran menjadi dua bagian ia memerintah kekaisaran bagian timur,
Maxsimillian memerintah bagian barat
313 M Konstantinus mengeluarkan dekrit
yang bersisikan toleransi agama
324 M Konstatinopel didirikan sebagai ibu
kota kekaisran yang baru
370 M bangsa Barbar menyerang kekaisaran
406 M orang Romawi mundur dari Inggris,
Gaul, dan Iberia.
410 M bangsa
Visigoth menjarah Roma. Ini mengakibatkan kemerosotan kota roma dengan cepat
476 M jatuhnya
kaisar terakhir, Romulus Agustus.
Daftar Pustaka
Miranda
Smith dll, Ensikopedia Sejarah dan Budaya( Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi,
2009), h. 4-5.
Sami
bin Abdullah al-Maglouth, Ensiklopedia Atlas Agama-Agama( PT Niaga Swadaya,
2011), h. 549.
http://id.wikibooks.org/wiki/Romawi_Kuno/Sejarah/Dinasti_Julius-Claudius/Tiberius
23-05-2013 (13.46)
http://id.wikibooks.org/wiki/Romawi_Kuno/Sejarah/Dinasti_Julius-Claudius/Caligula
23-05-2013 (13.47)
http://id.wikibooks.org/wiki/Romawi_Kuno/Sejarah/Dinasti_Julius-Claudius/Claudius
23-05-2013 (13.48)
http://id.wikibooks.org/wiki/Romawi_Kuno/Sejarah/Dinasti_Julius-Claudius/Agrippina
23-05-2013 (13.50)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kekaisaran_Romawi_Timur
23-05-2013 (01.00) http://id.wikibooks.org/wiki/Romawi_Kuno/Sosial
23-05-2013 (14.09)
[1]
Miranda Smith dll, Ensikopedia Sejarah dan Budaya( Jakarta: PT Ikrar Mandiri
Abadi, 2009), h. 4-5.
[2]Miranda
Smith dll, Ensikopedia Sejarah dan Budaya( Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi,
2009), h. 50-51.
[3]Sami
bin Abdullah al-Maglouth, Ensiklopedia
Atlas Agama-Agama( PT Niaga Swadaya, 2011), h. 549.
[4]
Miranda Smith dll, Ensikopedia Sejarah dan Budaya( Jakarta: PT Ikrar Mandiri
Abadi, 2009), h. 34.
[48]
Perlu diingat sebelum Kristianiti menjadi agama resmi Romawi, orang-orang
Kristen sangat tertekan di bawah kerjaan Romawi, yang percaya banyak dewa dan
dewi, bahkan beberapa kaisar menganggap diri mereka sendiri adalah keturunan
dewa, yang patut juga disembah oleh rakyatnya, dan aniaya segera berlanjut
setelah institusi kepausan Roma berdiri, dan mencapai puncaknya saat Alkitab latin
diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dan Jerman, dikenal sebagai Revormasi
Gereja. Diperkirakan 500 juta orang Kristen Injili terbunuh.
[49]
Juno pada Romawi kuno dikenal sebagai Ratu Sorga (Queen of Heaven). Di abad
terakhir ini gereja Roma Katolik membuat doktrin
bunda Maria sebagai Ratu Sorga.
[50]
Lupercus adalah dewa kuno orang Roma berbentuk srigala, lengenda berkata
Lupercuslah yang menghidupkan dua bayi manusia yang bernama Romulus dan Remus
[51]
Faunus/Pan: dewa alam bangsa Roma: dalam mythologi bangsa Roma, dewa alam,
perkebunan dan kesuburan. Dia adalah cucu laki-laki dari dewa Saturn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar