Responding
Paper Agama Bahai
Elita
Karlina
1110032100017
Sejarah
Bahaullah sebagai pendiri
Sayyid
Ali muhamad yang lebih dikenal dengan gelarnya bab dilahirkan pada tanggal 20
oktober 1819 di shiraz iran,bab berasal dari keluarga terkemuka dan mulia
merupakan keturunan nabi muhamad. Sekitar tahun 1840 bab tinggal selama setahun
di kota kota suci syiah di irak tempat dia menjalin kontak langsung dengan Sayyid khazim Rasyti,pemimpin madzhab
syaikiyah semi ortodoks yang menekan gagasan esoteris.
Setelah wafatnya sayyid khazim pada awal tahun 1844
seorang muridnya yang terkemuka yang bernama Mulla husayn pergi ke sebuah
masjid dan bermeditasi selama 40 hari.mulla husayn terus kesana kemari mencari qaim yang telah dijanjikan itu dan
akhirnya ia ketemu dengan bab dan setelah berbincang bincang lalu bab
menunjukan bukti bukti yang jelas bahwa beliaulah qaim yang di janjikan,ia
menulis dengan sangat cepat bagian
pertama dari tafsirnya al-qur’an surat yusuf kemudian ia menyampaikan kata-kata
berikut kepada mulla husayn:[1]
Pada tahun 1844 seorang
muslim syiah bernama Mirza ali Muhamad menyatakan dirinya sebagai imam yang ke
12yang dijanjikan.ia menyebut dirinya dengan nama bab al-din(pintu agama)dan
memberi dukungan yang luas pada perbaikan sosial seperti peningkatan status
wanita.bab al-din mengumpulkan muridnya dan membentuk kelompok yang disebut
babis.kelompok ini tidak bertahan lama karena berhasil di hancurkan melalui
kekuatan agama dan politik bangsa persia.pada tahun 1850 bab al din dihukum
mati di depan khalyak ramai,sedangkan muridnya ada yang di penjara atau di
hukum mati.sebelum mati beliau menjanjikan bakal ada seseorang yang membawa
agama universal.jasad bab diselamatkan oleh para pengikutnya dan
diawetkan.akhirnya jasad bab dipindahkan ke haifa di palestina tempat ia di kuburkan.
Salah satu murid bab yang
dipenjara Mirza Husein ali adalah seorang anak dari keluarga terkemuka di
persia,keluarga mirza tidak di hukum mati bersama bab tetapi di penjara di
teheran.pada tahun 1852 para pengikut bab yang lain merencanakan pembunuhan
terhadap syakh iran yang menyebabkan terjadinya penganiyayan terhadap kelompok
ini,mirza ali di asingkan ke bagdad selama 10 tahun.selama dalam perasingan
mirza ali menampakan dirinya sebagai seorang yang diramalkan bab al din.
Ketika diasingkan dari
bagdad ke konstantinovel pada malam keberangkatanya dia menyatakan kepada para
pengikutnya sebagai orang yang di janjikan bab al din.pernyataan ini terjadi di
Ridwan dekat baghdad dan sekarang ini setiap tahun diperingati oleh kaum baha’i
dengan suatu pesta.mirza menyebut dirinya bahaullah(keagungan Allah) dan para
pengikut bab al din yang menerima dan mengikuti ajaranya disebut sebagai kaum
baha’i.
Kepemimpinan gerakan baha’i di lanjutkan oleh anaknya,Abbas Effendi yang
dikenal dengan abdul baha.abdul baha melanjutkan program pengjaran ayahnya pada
tahun 1908 dia di bebaskan oleh pemerintah turki. Pada tahun 1021
kepemimpinan gerakan Baha’i di lanjutkan oleh cucu lelakinya,shogi Effendi yang
melanjutkan usaha pendirian lokal dan nasional di banyak negara hingga wafatnya
pada tahun 1957.setelah itu,pemimpin baha’i bukan lagi berdasarkan keturunan
Bahaullah tetapi oleh seorang yang dipilih dari berbagai perkumpulan baha’i di
seluruh dunia.
Ajaran Baha’i
Ke esaan Tuhan
Bahá’u’lláh
mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan Yang Maha Agung,
Keselarasan dan
Toleransi antar Umat Beragama
Umat
Bahá’í percaya bahwa tujuan agama adalah mewujudkan persatuan dan kebahagiaan
bagi seluruh umat manusia. Saling menghormati dan mencintai serta kerja sama di
antara pemeluk agama yang berbeda akan membantu terwujudnya masyarakat yang
damai.
Kesatuan Dalam Keanekaragaman
Salah
satu ciri khas masyarakat Bahá’í di seluruh dunia adalah keanekaragaman
anggotanya. Agama Bahá’í merangkul orang-orang yang berasal dari ratusan ras,
suku, dan bangsa, bermacam-macam profesi, serta berbagai golongan sosial
ekonomi----semuanya bersatu demi mengabdi pada kemanusiaan.
Kesatuan Umat
Manusia
Agama
Bahá’í mengajarkan bahwa semua manusia adalah sama di hadapan Tuhan, dan mereka
harus diperlakukan dengan baik, harus saling menghargai dan menghormati.
Sifat Roh dan Kehidupan
Sesudah Mati
Umat Bahá’í percaya tentang adanya roh yang kekal yang
ada pada setiap manusia walaupun kita tidak sepenuhnya mampu memahami sifat roh
itu.
Pada saat
kematian, roh manusia akan melanjutkan perjalanannya dalam alam rohani.
Orang-orang yang telah menaati ajaran-ajaran para Rasul dan telah mengembangkan
kapasitas rohani mereka, kelak sesudah mati, akan mendapatkan keuntungan atas
perbuatan-perbuatan mereka.
Budi Pekerti yang Luhur
Umat Bahá’í percaya bahwa manusia harus berupaya
memperoleh sifat-sifat mulia serta bertingkahlaku sesuai dengan standar moral
yang tinggi. Salah satu tujuan dasar kehidupan Bahá’í adalah mengembangkan dan
memperoleh sifat-sifat mulia seperti kebaikan hati, kedermawanan, toleransi,
belas kasihan, sifat dapat dipercaya, niat yang murni, dan semangat pengabdian.
Umat Bahá’í dilarang bergunjing, berbohong, mencuri, dan berjudi.
Kemandirian dalam
mencari kebenaran
Dalam pencarian
kebenaran mesti indevenden,tidak terkekang oleh sikap takhayul atau
tradisi.setiap orang yang ingin jadi pengikut baha’i harus memiliki keinginan
untuk mencari kebenaran Tuhan tanpak menyandarkan diri kepada para Nabi atau
tradisi-tradisi masa lalu.kebebasan manusia melihat perwujudan tuhan melalui
pandangan kesatuan dan memandang semua urusan dilihat dengan tajam.merupakan
salah satu dasar pengajaran baha’i.[2]
Perbedaan antara
kekayaan dan kemiskinan harus di hilangkan.
Bahaallah datang dari kalangan keluarga kaya,
tetapi menghabiskan masa hidupnya, lebih banyak di penjara sehingga dia
benar-benar menyadari dan merasakan perbedaan tersebut.
Pendidikan Diwajibkan bagi Setiap Manusia
Bahá’u’lláh
memberi kewajiban kepada orang tua untuk mendidik anak-anak mereka, baik
perempuan maupun laki-laki.
Memajukan Perkembangan Kaum Wanita
Harus
tersedia kesempatan yang sama bagi perkembangan wanita dan pria, terutama
kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan.[3]
Sembahyang Wajib, Puasa, dan Doa
Umat
Bahá’í seperti juga umat agama-agama lainnya, diwajibkan untuk bersembahyang
yang dilaksanakan secara individu, serta untuk berpuasa selama periode
tertentu.
Pembentukan liga bangsa-bangsa
dunia peradilan yang memutuskan pertentangan
dan perselisihan antara bangsa-bangsa harus dilembagakan. Empat puluh tahun
sebelum terbentuknya bangsa bangsa Bahaullah telah mengusulkan dibentuknya
organisasi ini dari sel penjaranya di Acca namun ketika liga bangsa bangsa di
bentuk setelah perang dunia ke 1 Abdul baha menganggapnya terlalu lemah untuk
efektif.
Akhirnya semua puncak dari ajarah Baha’i adalah membangun perdamaian
yang permanen dan universal dan menjadi cita-cita utama seluruh umat manusia.
RUMAH – RUMAH IBADAH BAHÁ’Í
Rumah
ibadah Bahá’í dibangun dengan dana yang berasal dari sumbangan orang-orang
Bahá’í dari seluruh dunia. Rumah Ibadah ini dipersembahkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan dikenal dengan nama *Mashriqu’l-Adhkár, yang secara harfiah
berarti “tempat terbit pujian kepada Tuhan.” Rumah ibadah Bahá’í terbuka
bagi penganut dari semua agama.
TULISAN SUCI
BAHÁ’Í
Salah
satu keunikan Wahyu Agama Bahá’í ialah masih tersimpannya dengan baik semua
Tulisan-tulisan Suci dalam bentuk asli yang disahkan oleh Bahá’u’lláh sendiri,
sehingga tidak ada keraguan atas keasliannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar