Responding
Paper Agama Mesopotamia dan Babiloni
Elita
Karlina
1110032100017
1.
Sejarah
Secara Etimologi Mesopotamia berasal dari
Bahasa Yunani yang Artinya “Between the Rivers” yaitu Dua Sungai. Sungai yang
dimaksud adalah Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Dilihat dari kondisi Geografi disebelah
Utara Mesopotamia dibatasi oleh bukit-bukit, gunung-gunung batu, dan area
pertanian. Sedangkan disebelah Selatan Mesopotamia dihiasi dengan rawa yang
luas dan tanah tandus.[1]
Mesopotamia memiliki tiga Peradaban bangsa
besar yaitu :
1.
Bangsa
Sumeria
2.
Bangsa
Akkadia
3.
Bangsa
Amori (Babilonia)
4.
Bangsa
Assyiria[2]
Perkembangan
Bangsa Sumeria
Bangsa Sumeria terkenal akan kemampuannya dalam bidang
agraris dan ternak hewan, selain daripada itu mereka mampu menciptakan teknik
penulisan “paku”[3]
sekitar tahun 3000 SM.
Bangsa Akkadia
Bangsa
Akkadia adalah bangsa semit yang berimigrasi dari Jazirah Arab ke wilayah Irak
Tengah (Akkad) pada millennium ke-3 SM, masa keemasan Dinasti Sumeria berakhir
dengan penyatuan wilayah kerajaan-kerajaan tersebut dalam satu kesatuan dibawah
kekuasaan Raja Kish yang dikenal dengan masa Lugalzagezi.[4]
Bangsa Assyiria
Bangsa Assyira adalah bangsa semit yang hijrah dari
semenanjung Arab pada millennium ke-3 SM dan menetap disebuah tempat yang
dikenal dengan (benteng Sharqat atau Asyur) diwilayah timur Laut Mesopotamia.
Pada Masa Akkadia, Assyiria merupakan sektor politik dan kebudayaan Akkadia,
barulah pada millennium ke-2 SM bangsa Assyria tampil sebagai kekuatan politik
terbukti ketika mereka barhasil menundukkan bangsa Mitanni, Hitties, Alcahien.
BABILONIA
Sejarah Babilonia
Term Babilon dalam bahasa Akkadia disebut
“Babilani” artinya “the Gate of God” (Gerbang Tuhan/Dewa), namun pada
kenyataannya Babilon berasal dari bahasa Yunani bentuk dari istilah yahudi
yaitu “Babel”[5] yang sekaligus menjadi
ibukota babilonia.
Ada tiga periode dalam masa perkembangan dan
peradaban Babylon yaitu :[6]
1.
The Old
Babylonian Periode (2000-1595 BC)
2.
Midle
Babylonian Periode (1595-1000 BC)
3.
Neo
Babylonian Periode (1000-539 BC)
Perkembangannya
Pada masa pemerintahan Hamurabi Babylon sangat
dikenal oleh bangsa lain karena kekuatan ekspansi-militernya, Hamurabi berhasil
menghalau orang-orang Elam (Iran) dan menguasai wilayah pegunungan diarah Utara
dan Timur laut Mesopotamia. Tidak hanya itu Hamurabi terus berupaya memperkuat
kekuasaannya dengan cara beraliansi dengan bangsa-bangsa kuat lainnya, dibidang
pemerintahan ia pun membuat model Undang-undang yang mengatur tata kehidupan
masyarakat dan kerajaan yang dikenal dengan istilah “Codex Hammurabi”. Disisi
lain kuil-kuil tempat penyembahan pun dibangun oleh hamurabi, kesejahteraan
para pendeta dan ahli agama juga turut menjadi perhatiannya.
2. KEPERCAYAAN
BANGSA MESOPOTAMIA/BABILONIA
Kerajaan Sumeria
Bangsa ini menganut
kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa. Dewa-dewa tersebut,
diantaranya, Uruk (Dewa Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan Eridu (Dewa Air).
Dewa-dewa yang disembah
dalam tradisi bangsa Sumeria
Dewa Danau,
yaitu: Enki (Dewa Air dan Bumi), Aisuhi (Dewa Mendung), Dehuzi Apsu (Dewa Air
Dalam), Nanshe (Dewa Ikan), Ninmar (Dewa Burung).
Dewa Kebun,
yaitu: Nenazo (Dewa Pohon), Nenaqshazeda (Dewa Pemangku Aras), Damo (Dewa
Tanaman).
Dewa Ternak, terdiri
dari (Dewa-dewa sapi selatan), yaitu: Nanna (Dewa Bulan), Nanhar (Dewa Petir
dan Hujan), Utu (Dewa Matahari), Nanson (Dewa Sapi), Anu (Dewa Langit).
Dan (Dewa-dewa pemeliharaan keledai di
utara), yaitu: (Dewa Bumi Bagian Atas), Shulabi (Dewa Bumi Bagian Bawah), Maloleil
(Dewa Malam), Assharji, Agim.
Dewa Ladang,
yaitu: Enlil dan Ninlil, Ninurta (Dewa Angin), Maslamatai (Dewa Dunia Bawah
Tanah), Nashaba (Dewa Bibit dan Biji), Pao (Dewa Tanaman Ladang dan Obat).
Upacara/ ritual
keagamaan Bangsa Sumeria (Mesopotamia):
Pertama,
ritual
yang dimaksudkan untuk memuliakan dan mengagungkan Dewa serta memohon belas
kasih.
Kedua,
ritual negatif yang dimaksudkan untuk menangkal bahaya dan untuk melawan musuh.
Ketiga,
ritual yang bersifat penangkal yang bertujuan untuk mengetahui berbagai
peristiwa penting seseorang dimasa depan sehingga dia dapat mempersiapkannya.
Kuil/ Tempat peribatan
bangsa Sumeria
Bangsa Sumeria
melakukan ritual penyembahan di Zagora/Ziggurat yaitu kuil yang dibangun diatas
bukit buatan dipusat kota berbentuk menara megah yang terdiri dari beberapa
tingkat yang bagian luarnya dikelilingi jalan setapak menanjak dan melingkar
hingga sampai kealtar yang berada paling atas.
Kerajaan Akkad (2300 SM)
Bangsa Akkad
memuja banyak dewa, dan juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang
kepahlawanan, seperti cerita tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh. Bangsa akkad
juga menganut kepercayaan yang sebelumnya dianut oleh bangsa Sumeria. Meski
demikian terdapat pula nama-nama dewa baru yang masyhur dikalangan masyarakat
Akkadia seperti Najrusu dan Ishtar (Dewi venus). Orang-orang Akkadia juga
menyembah api. Mereka menganggapnya sebagai sumber utama kehidupan dan
kebaikan, keadaan (penyembahan api) ini terus berlangsung, bahkan hingga masa
peraadaban Amori.
Kerajaan Amori (1850
SM)
Bangsa
Amori menjalankan kepercayaan mereka sebagaimana bangsa Sumeria. Mereka
menyembah dewa-dewa Sumeria dan menjalankan ritual-ritual keagamaan Sumeria,
masyarakat Amori juga membangun kuil-kuil menyerupai Ziggurat yang sebelumnya
banyak didirikan dikota-kota Sumeria.
Kerajaan Assyria
(Assur)
Rasa
keagamaan bangsa Assyria tidak mengakar kuat dalam diri mereka. Karenanya
bangsa Assyria mengadopsi ibadah, ritual dan dewa-dewa bangsa tetangga, seperti
Sumeria, Akkadia, Babilonia dan Arami. Namun diantara semua bangsa tersebut,
mereka unggul dibidang pembangunan dibidang kuil dan menara-menara menjulang
tinggi. Selain itu mereka tetap menyembah dewa mereka yaitu Ashur yang
dilambangkan dengan bulatan matahari bersayap.
Sistem kepercayaan/
ajaran yang diyakini bangsa Mesopotamia/Babilonia:
Kepercayan tentang
dewa-dewa:
Secara umum
dapat dikatakan bahwasannya Mesopotamia/ Babilonia adalah penyembah dewa-dewa (politeisme). Selain itu
masyarakat Babilonia mempercayai dewa-dewa dalam cerita peperangan. Peperangan
yang diriwayatkan dari dewa-dewa yang terdahulu adalah pahalawan-pahlawan
perang dari nenek moyang yang muncul dengan sifat-sifat dewa sesudah
sifat-sifat kemanusiaan mereka hilang dari fikiran kemudian tingkah laku mereka
dipengaruhi dengan gejala-gejala alam tertinggi dan oleh karena itu ia
menghubungkannya dengan benda-benda angkasa dan benda-benda angkasa ini membawa
nama-nama mereka yang sampai sekarang sebagian nama-nama itu masih dibawanya.
Seperti “Marduk” yaitu dewa perang adalah planet “Mars” dimana ia
telah mengalahkan “Tiamat” yaitu dewi gua-gua yang gelap.[7]
[3]
Tulisan Paku merupakan model penulisan paling kuno didunia yang pernah dibuat
oleh peradaban bangsa Iraq, para ahli sepakat menamakannya “tulisan
bergamabar” (Piktografi) lihat Timeline Mesopotamia.
[4]
Sami h. 384
[5]
Lihat Kitab Bible, Kejadian 10:10
[6] www.bible-history.com/historyofbabylonia/,
(di unduh tanggal 10 Maret 2013)
[7]
Abbas Mahmoud Al-‘Akkad, Ketuhanan Sepandjang Adjaran Agama-Agama dan Pemikiran
Manusia (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 91.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar